Kapolda Sumbar Turun Langsung ke Dapur, Ada Apa dengan SPPG Alai?

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Irjen Pol. Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta bukan tipe pejabat yang hanya duduk di belakang meja. Sabtu kemarin, Kapolda Sumbar itu turun langsung ke Sentra Pengolahan Pangan Gizi (SPPG) Alai, mengecek kesiapan operasional hingga ke detail terkecil: kesehatan karyawan, kebersihan dapur, bahkan soal siapa yang akan mencicipi makanan sebelum disajikan.

“Saya datang memastikan kesiapan operasional SPPG Alai. Semua calon karyawan harus sehat, paham kewajiban dan larangan, serta bekerja dengan tanggung jawab dan keikhlasan,” tegas Gatot di lokasi, Sabtu (4/10).

Hadir mendampingi Kapolda adalah Sahli Kapolda Sumbar, Koor Spripim, dokter dari Biddokes, Kasubdid PID Bidhumas, Chef SPPG Alai, serta staf dan pekerja SPPG. Suasana inspeksi terasa serius—ini bukan sekadar kunjungan seremonial.

Gatot menegaskan, pekerjaan di SPPG bukan soal ikut perintah semata. “Bekerjalah bukan karena perintah, tapi karena ini bentuk ibadah dan tanggung jawab,” katanya.

Ia menjelaskan, seluruh pegawai akan mendapat edukasi tentang standar operasional prosedur: standarisasi higienitas, pembagian tugas sesuai kompetensi, hingga penegakan disiplin kerja. Setiap makanan yang keluar dari dapur SPPG harus lolos uji kelayakan dan tes gizi ketat.

“Kita akan kerja sama dengan Badan Gizi Nasional untuk memastikan setiap makanan yang disajikan memenuhi standar gizi, higienis, dan aman,” jelasnya.

Kapolda bahkan berjanji memberikan penghargaan bulanan bagi karyawan berprestasi. “Saya ingin SPPG Alai jadi role model, bukan hanya sehat dan bersih, tapi juga disiplin dan profesional,” tambahnya.

Dokter Yudi Candra dari Biddokes Polda Sumbar mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi seluruh calon pegawai, termasuk tes rontgen. “Kami juga lakukan pengawasan terhadap kualitas dan keamanan makanan agar bebas dari kontaminasi biologis, fisik, maupun kimia,” terangnya.

Proses pengecekan dilakukan melalui uji kimia, organoleptik, hingga pencicipan sebelum makanan didistribusikan.

Chef Aming, yang juga hadir, memberikan pelatihan sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)—sistem pengendalian mutu pangan yang fokus pada identifikasi bahaya dan pencegahannya. Ia menekankan pentingnya kebersihan pribadi, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, serta uji rasa oleh minimal tiga orang sebelum distribusi.

“Tujuan HACCP mencegah kasus keracunan dan penyakit akibat makanan, serta memastikan setiap proses berjalan higienis dan aman,” jelasnya.

SPPG Alai yang berada di bawah naungan Yayasan Kemala Bhayangkari diharapkan segera beroperasi optimal. Bukan sekadar dapur biasa, tapi contoh pengelolaan pangan bergizi, sehat, dan berkualitas bagi masyarakat penerima manfaat.

Related posts