Kehormatan yang Tak Terwarisi

Ketum MUI Sumbar, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa.

Oleh: Ketum MUI Sumbar, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa

Terjajah, tertimpa hina !
Merdeka, berbalut mulia ?
Tanda seru dan tanda tanya
Enggan bercerai walau dalam susunan kata.

Read More

Diatur agar teratur !
Aturan pembuat ngawur atau tukang atur yang ngelantur ?

Berulang menabur janji, tanpa malu mengingingkari !
Apakah karena kehilangan harga diri atau memang diri yang tak berharga lagi ?

Negeriku punya penguasa yang setiap saat menepuk dada !
Dia ukuran segalanya, dari simbol negara sampai ukuran Pancasila !
Bak kata Nabi pujaan hamba, itulah penguasa bermulut manis bagaikan madu tapi berhati seperti serigala.

Katanya putus, titahnya tak boleh disanggah.
Pindah, harus pindah !
Tambah, harus tambah !
Tak patuh, anti pemerintah !

Buatannya berpantang cacat.
Narasinya tak menerima debat.
Tak setuju, anda kualat !
Menentang, cap radikal pun tersemat.

Inilah negeri yang diisi oleh orang-orang terhormat.
Setiap saat minta orang agar taat.
Semua simbol hanya menjadi alat.
Diperalat untuk memuaskan syahwat.

Dalam sunyi, diri bermunajat.
Berharap kehormatan kembali terangkat.
Kemuliaan yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad.
Kembalikanlah ya Allah… menyelimuti umat.

Bukittinggi
Sabtu, 09/08/1443 H 12/03/2022 M
Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa

Related posts