Kesenian Adat Minangkabau Yang Mulai Hilang Ditelan Zaman

  • Whatsapp

​Nama          : Jessie Andresa
Mahasiswi : Universitas Andalas
Jurusan      : Sastra Minangkabau

 

 

Kalau membahas tentang Minangkabau hal pertama yang timbul dipikiran mungkin hanya sekedar nasi Padang, Jam Gadang, dan Rumah Gadang. Karena budaya, adat dan logatyang kental membuat dimanapun orang Minang berada akanmudah untuk diketahui bahwa dia orang Minang.

 

Kebudayaan Minangkabau merupakan salah satu kebudayaan yang identik di Nusantara. Minangkabau memiliki berbagai macam bentuk kesenian sebagai unsur pelahiran kebudayaan masyarakatnya. Kesenian-kesenian yang hidup dan berkembang pada masyarakat Minangkabau dari dahulu hingga saat ini merupakan kesenian yang mampu bertahan dan memenuhi kebutuhanmasyarakatnya. Seni tradisional Minangkabau berarti ungkaparasa keindahan yang bersumber dari kebiasaan adat dan budaya orang Minangkabau.

 

Rasa indah itu bagi masyarakat Minangkabau biasanya bersumber dari alam sekitar, baik gerak, bunyi dan bentuk yang dilihatnya. Para pemangku adat juga mengungkapkan bahwa mereka memang belajar dari alam “ Panakiak pisau sirauik, Panungkek batang lintabuang, Salodangambiak ka niru, Satitiak jadikan lauik, Sakapa jadikan gunuang, Alam takambang jadikan guru”. Ungkapan tersebut memperlihatkan bahwa setiap masyarakat Minangkabau harus dapat mempertinggi rasa, memberi nilai tambah, dan menggunakan akal pikiran untuk mengembangkan kesenian yang bersumber dari alam Minangkabau yang indah ini.

Keindahan dan keberagaman kesenian Minangkabau merupakan warisan yang dapat menyokong dan melengkapi kesenian lain yang berada di Indonesia.

Mengenai bentuk-bentuk kesenian yang ada pada masyarakat Minangkabau dari dahulu hingga sekarang, merupakan perjalanan kebudayaan masyarakat yang terus berulang sebagai kreativitas yang berkelanjutan dan yang utama pada perjalanan tersebut adalah mengenai tradisi dalam menjaga dan mewariskan jiwa, semangatserta nilai-nilai.

 

Kesenian-kesenian ini berupa tari-tarian yang terdiri dari Tari Piring, Tari rantak, Tari Randai, Tari Indang, Tari Payung, dan lainnya. Selain itu juga ada kesenian pantun dan sambah-manyambah. Ada kesenian musik dengan alatmusik, saluang, gandang tabuik, rebana dan lain-lainnya.Budaya Minangkabau juga melahirkan banyak etnis alat musikdan lagu. Di antaranya yaitu alat musik khas Minangkabau adalah saluang, talempong, rabab, serta bansi.

 

Perkembangan zaman pada saat ini memberi efekmemprihatinkan terhadap kebudayaan minangkabau.Masyarakat khususnya generasi muda saat ini biasa disebut generasi millenial. Mereka berada pada zaman dimana teknologiberkembang pesat dengan hadirnya internet.

 

Menyebarnya informasi tentang pola kehidupan budaya Barat, maupun budaya Timur serta berbagai macam sumber dan bentuknya, seakan meretas dan membongkar akar budaya bangsa Indonesia. Ini merupakan tantangan bagi seluruh masyarakat Yang akhirnya bisa berdampak kepada hilangnya identitas kebudayaan yang telah dimiliki sebelumnya sebagai warisan budaya.

 

Semakin lama eksistensi Minangkabau semakin memudar saat banyak dari generasi muda yang mulai melupakan budaya mereka sendiri. Generasi muda kian tak acuh terhadap seluk beluk kebudayaan Minangkabau seperti kesenian yang ada di dalamnya. Kebanyakan generasi muda Minangkabau sekarang banyak yang malu akan kebudayaan yang ia miliki. Sehingga menjadi suatuyang sangat penting untuk ditekankan bahwa mencintai kebudayaan sendiri dan bukan kemudian mengatakankebudayaan sendiri sebagai suatu yang kuno dan ketinggalan zaman.

 

Dengan banyaknya budaya-budaya baru yang masuk ke Indonesia sedikit demi sedikit melunturkan budaya yang ada di ranah Minang. Terlebih generasi muda sekarang yang kebanyakan enggan untuk melestarikan budaya Minangkabau.

 

Generasi muda lebih cenderung memilih budaya luar yang dianggap lebih modern dan mengikuti perkembangan zaman. Sebagai contoh kecilnya, generasi muda Minangkabau zaman sekarang kebanyakan lebih bersifat individualis dan menghilangkan nilai-nilai musyawarah mufakat yang harusnya menjadi budaya asli Minangkabau. Nilai-nilai sepertiAdatbersandi Syara’, Syarabersandi Kitabullahseperti sudah asingdi kalangan remaja Minangkabau, walaupun sering diucapkan namun implementasi dariAdat bersandi Syara’, SyarabersandiKitabullahsudah menjadi hal asing dan dianggap terlalukonvensional di kalangan muda-mudi Minangkabau.

 

Hal ini disebabkan juga oleh beberapa faktor, seperti kurangnya kesadaran remaja Minangkabau, kesadaran remaja kini terhadap budaya lokal terbilang turun drastis karena mereka lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai perkembangan zaman.

 

Budaya asing mereka anggap lebih kerendan lebih praktis, padahal banyak budaya Minang yang terbilang lebih baik dibanding budaya asing tersebut.

Kita sebagai generasi muda jangan hanya berdiam diri saja, buktikan bahwa semangat jiwa muda kita itu masih menyalauntuk melestarikan budaya Minangkabau yang unik dan tidak kalah menarik dengan kebudayaan asing.

 

Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, dan kebudayaan tersebut berbentuk kebudayaan lokal. Budaya asing yang terus masuk tanpa terbendung ke Indonesia dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang terdapat di Indonesia, sehingga upaya-upaya harus dilakukan dalam menanggulangipermasalahan tersebut sehingga budaya Indonesia dapat tetap ada. 


Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya, namun yang paling penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga dengan rasa memiliki serta mencintai budayaakan membuat orang mempelajarinya sehingga budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaan akan terus ada. Padahal hakikatnya masyarakat Minangkabau senantiasa berpegang padafalsafah yang dianutnya sebagai konsepsi dalam mewujudkan kebudayaan.

 

Kesenian dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau hidup dan berkembang bersama perjalanan waktu serta daya kreativitas masyarakatnya dinamis. Seni tradisi Minangkabau sangat tergantung kepada alam dan lingkunganmasyarakatnya.


Namun dalam perjalanannya sebagai subjekdalam kebudayaan pada akhirnya mampu hidup danberkembang bersama daya kreatifitas masyarakat seni kesenianitu sendiri.

Related posts