PADANG, — Minat dan keinginan jadi anggota Polri merupakan cita-cita sejak kecil. Sudah terbiasa disiplin waktu kecil, didikan langsung dari kedua orangtua. Untuk membentuk dan menerapkan pribadi yang penuh disiplin itu, ada dalam tugas Kepolisian.
Demikian komentar pertama Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin SIK, MH, CSPHR , dalam suatu wawancara khusus dengan penulis di kediamannya, Rumah Jabatan Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) baru-baru ini.
Masalah disiplin, memang banyak yang bisa diserap dan dipedomani dari Solihin. Sumando Matur, Kabupaten Agam ini juga sudah menerapkan dalam kesehariannya. Menurut dia, hal itu adalah pengaruh didikan orangtuanya sewaktu kecil saat di sekolah dasar. Sampai sekarang, didikan itu masih membekas dalam dirinya.
Kata Solihin, disiplin itu harus dimulai dari sejak bangun Subuh. Di awali dengan Shalat Subuh. “Kalau hal itu bisa diterapkan secara istiqamah, akan bisa membuat kita terbiasa dengan mudah mengerjakan kegiatan sesudahnya. Tapi bila Subuh telat bangunnya, setelah selesai Subuh bisa saja pekerjaan yang akan dilaksanakan setelah itu akan berantakan, banyak menimbulkan kendala. Tidak heran lagi, sudah bangun dan diikuti dengan Shalat Subuh, akan mendatangkan banyak berkah, bahkan bisa mendapatkan dunia dan isinya, sesuai Sunnah Nabi,” ujarnya.
Sudah tepat Kapolda Sumbar Irjen Pol Dr. Gatot TS menerapkan Gerakan Subuh Berjamaah (GSB), untuk para anggota Polisi bersama masyarakat menunaikan Shalat Subuh berjamaah. Karena akan berdampak untuk mendatangkan keberkahan dalam hidup, seperti yang dikatakan Solihin pada penulis.
Mengenal Sosok Pribadi
Mengenal lebih dekat sosok pribadi sumando rang Agam ini, Wakapolda Salihin, dalam suatu wawancara khusus, dia adalah sosok pribadi yang agamais. Itu terlihat dari rekam jejak dan kegiatan yang dilakukannya dalam keseharian. Untuk mengenang jasa kedua orangtuanya yang telah melahirkan dan mendidiknya, Solihin juga membangunkan sebuah masjid di kampung halamannya, Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Makam kedua orangtuanya di samping masjid yang bernama Masjid Alhalik Zubaidah ini.
Solihin adalah nama yang diberikan orangtuanya. Dia adalah anak ke 7 dari 8 orang bersaudara. Putra asal Lahat, Sumatera Selatan, lahir tanggal 25 Desember 1969. Pendidikannya sejak SD, SMP dan SMA di Lahat. Setelah tamat SMA, Solihin melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol). Tamat tahun 1993 dan tugas pertama sebagai anggota Polisi di Polres Mura, Polda Sumatera Selatan.
Sejak SD sampai SMA, Solihin tinggal bersama orangtua. Di sinilah orangtuanya memasukan pelajaran agama sepulang dari sekolah. Belajar mengaji Al-Quran dan ilmu agama di masjid, mendatangkan guru ke rumah.
“Pada masa anak-anak itulah masalah disiplin diterapkan orangtua, dan akhirnya sampai sekarang membekas dalam diri,” katanya.
Menurut Solihin, para orangtua harus mulai di usia dini menanamkan pendidikan agama. Agama ini adalah dasar. Beliau sendiri, setelah berumah tangga dan memiliki dua orang anak, langsung menerapkan pula untuk pendidikan anaknya. “Alhamdulillah bisa diterapkan,” kata jendral bintang satu itu.
Jenjang pendidikan Kepolisian yang pernah diikuti Solihin, pertama Akpol tamat tahun 1993, PTIK tamat tahun 2002, Sespim tamat tahun 2007 dan SESPIMTI tamat tahun 2017. Dan semua pendidikan itu diikutinya atas restu kedua orangtuanya, dengan semangat yang penuh disiplin dan diiringi dengan ikhtiar. “Allah memberikan kemudahan dan semuanya, Alhamdulillah bisa diselesaikan dengan baik,” kenang dia.
Sedang untuk jenjang karir kedinasan, menurut Solihin, Alhamdulillah selama ini juga dapat dilalui dengan baik. Semuanya juga atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Pertama diangkat jadi Pamapta Polres Mura Polda Sumbagsel awal September 1994. Kemudian Kapolsek Bengkulu Ulu Terawas, Agustus 1995, Kapolsek Lubuk Linggau (1996), Kapolsek Ilir Barat II Poltabes Palembang (1997), Kasat Reskrim Polres OKU, Polda Sumsel (1999).
Pama PTIK dalam rangka pendidikan tahun 2000-2002, Kasubbag Patkat Bag Dalkar Dipers Polda Kalbar (2002), Kasubag Mutjab Bunkar Ropers Polda Kalbat ( 2023), Pamen Polda Kalbar ( 2007), Pamen Polda Kepulauan Babel (2007), Kabag Binkar Ropers Polda Kepulauan Babel (2007), Pamen SDE SDM Polri (2008).
Selanjutnya Kasubbagagol Baglekdik Rodalpers SDM Polri (2008), Kapolres Bangka Barat, Polda Babel (2011), Kasubbaglekdikbangum Baglekdik Rodalpers SDM Polri (2012), Legaldrafter Utama Divkum Polri (2015), Analis Kebijakan Madya Bidang Hukum Divkum Polri (Dalam Rangka Dik Sespimti 2017), Kabagmutjab Robinkar SSDM Polri (2018), Kabag Jiantekpol Wakettbid PPITK Lemdiklat Polri (2019), WidyaIswara Utama II Sespim Lemdiklat Polri ( 2022).
Setelah melewati berbagai jenjang karir jabatan dan berkat yakin, sungguh dan disiplin dalam bertugas, akhirnya mengantarkan pangkatnya mencapai bintang satu, berpangkat Brigadir Jendral Polisi (Brigjen Pol) terhitung sejak tahun 2022, saat bertugas sebagai Widyaiswara Utama II Sespim Lemdiklat Polri.
Saat bertugas sebagai Widyaiswara, Solihin yang berpangkat Brigjen Pol tersebut, berkat yakin, sungguh dan disiplin dalam bertugas, akhirnya mengantarkan karir jabatannya dapat kepercayaan awal tahun 2025 menjadi Wakapolda Bengkulu. Namun jabatan sebagai Wakapolda Bengkulu hanya berjalan singkat, dua bulan. Sejak awal Juli 2025, Solihin dengan pangkat Brigjend Pol dimutasikan ke Sumatera Barat, menjabat sebagai Wakapolda Sumbar sampai saat ini.
Selain bertugas dalam negeri, Solihin pernah ditugaskan keluar negeri sebagai tugas pengamanan, yakni ke Serawak Malaysia, Ilea Bangkok, Cagayan De Oro Philipina, Beijing Cina, Hongkong, New Zealand, Abu Dhabi dan Dubai. Luar biasa kegiatan dan tugas yang diemban Solihin. “Ini semuanya adalah berkat disiplin yang diterapkan, dan atas kuasa Allah SWT. Sampai saat ini, Solihin tercatat sebagai dosen tetap pada Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)”.
Keberhasilan dan kesuksesan Solihin dalam berkarir didukung oleh keluarga. “Tanpa dukungan keluarga tentu saja saya tidak akan bisa meraih sukses dalam bertugas,” katanya.
Istrinya memberikan banyak semangat dan dukungan. dr. Rafinda Indah Septica, SpAn, KAO, nama istrinya, adalah seorang dokter ahli anastasis. Dua anaknya; Muhammad Akbar Tawakkal kini sedang kuliah di Monash University Australia, sedangkan anak keduanya bernama Malika Aira Tamma.
Tugas Polisi Mulia untuk rakyat
Bicara tentang tugas anggota Polri yang diemban Solihin, menurutnya, bahwa tugas polisi adalah mulia. Polisi berada di garda terdepan, membantu dan menolong masyarakat, sebagai pengayom dan pengaman. Bila diresapi dengan baik, bagi setiap anggota polisi tidak ada waktu istirahat. Bisa saja 24 jam bersama masyarakat, bertugas di bidang Kamtibmas. Masyarakat tidak perlu takut dengan keberadaan polisi. Masyarakat bisa berbaur dengan polisi, sama-sama menjaga Kamtibmas.
Pengalaman semasa bertugas di beberapa daerah di Indonesia, menurut Solihin, dia selalu menekankan kepada anggota polisi di sekitarnya, untuk melaksanakan tugas dengan ikhlas dan penuh amanah.
“Kita harus bisa berbuat dan beramal. Hidup di dunia hanya sebentar, yang kekal itu di akherat. Dalam hidup dan kehidupan di dunia ini, kita harus bisa berbuat baik untuk semua orang. Jalankan tugas yang diemban dengan ikhlas dan tanggung jawab. Semua itu bisa bernilai ibadah, kalau dikerjakan dengan ikhlas, apapun profesi dan pekerjaan kita,” ujarnya.
Ditanya pesannya untuk anggota Polri dan masyarakat, Solihin menyatakan, bahwa Polri sebagai pengayom masyarakat, penegak disiplin hendaknya bisa bersama masyarakat, membentuk dan menjaga Kamtibmas yang aman dan nyaman bersama masyarakat.
“Masyarakat tidak perlu takut dan ragu pada anggota polisi. Tugas utama polisi adalah menjaga, membantu dan melayani masyarakat, menciptakan kemanan dan ketertiban masyarakat. Keberadaan Polri adalah untuk masyarakat,” ujar Solihin mengakhiri.
Laporan: Dr. Asfar Tanjung






