Ketua DPRD Sumbar Muhidi Beri Perhatian Khusus!Di Tengah Runtuhnya Rumah, Masa Depan Anak-Anak Jadi Prioritas Utama di Posko Banjir Bandang

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG –Suasana haru dan solidaritas kuat terasa di halaman SDN 02 Cupak Tangah, Minggu pagi (30/11). Lokasi yang biasa riuh dengan celoteh siswa, kini beralih fungsi menjadi hunian darurat bagi ratusan warga yang rumahnya porak-poranda diterjang banjir bandang. Di tengah keprihatinan itu, Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Muhidi, hadir langsung untuk meninjau kondisi dan menyapa para pengungsi.

Kunjungan kerja ini bukan sekadar formalitas. Dengan cermat, Muhidi menyisir area posko, mengamati setiap sudut, dan berdialog dengan warga. Pesan yang ia sampaikan tegas dan penuh kepedulian: “Dari total 220 pengungsi di sini, puluhan di antaranya adalah anak-anak. Mereka adalah kelompok yang paling rentan dan harus menjadi prioritas utama kita.” Ia menekankan pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak, mulai dari nutrisi makanan, pakaian layak, hingga kenyamanan tempat tinggal sementara, harus diutamakan.

Read More

“Titik ini bisa menjadi rumah sementara bagi warga Kecamatan Pauh yang kehilangan segalanya, sembari menunggu solusi lebih permanen dari pemerintah daerah,” ujar Muhidi menguatkan hati warga. Tak lupa, bantuan konkret ia salurkan berupa sarapan pagi dan paket sembako untuk meringankan beban.

Lebih dari sekadar bantuan materi, Muhidi menekankan pentingnya sinergi. “Koordinasi yang intensif antara petugas posko dan perangkat pemerintah di lapangan adalah kunci kecepatan penanganan. Setiap keluhan dan kebutuhan harus didengar dan diakomodasi,” tegasnya. Prinsip ini ia anggap vital dalam fase tanggap darurat untuk memulihkan trauma dan ketidakpastian yang mendera para pengungsi.

Di sisi lain, respons dari pengelola posko menunjukkan bahwa mekanisme penanganan bencana telah bergerak. Edward, salah seorang penanggung jawab, melaporkan bahwa kondisi kesehatan seluruh pengungsi, termasuk anak-anak, tetap terjaga. “Tim kesehatan berjaga 24 jam. Untuk kebutuhan pangan, alhamdulillah masih tercukupi,” jelasnya.

Ia juga mengonfirmasi adanya dinamika dalam jumlah pengungsi. “Awalnya ada 350 orang, namun sekarang berkurang karena banyak mahasiswa yang sudah bisa kembali ke kos atau rumahnya,” tambah Edward. Posko yang ia pimpin tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung, tetapi juga sebagai simpul distribusi bantuan yang lancar, termasuk untuk wilayah terdampak paling berat seperti Batu Busuk.

Edward menyampaikan apresiasinya atas respons cepat dan kepedulian yang ditunjukkan oleh pimpinan legislatif daerah. “Kehadiran dan perhatian langsung dari pimpinan DPRD seperti Pak Muhidi sangat membangkitkan semangat kami dan warga,” tuturnya.

Kunjungan ini menjadi penanda bahwa di balik bencana yang memilukan, perhatian terhadap kelompok paling rentan, khususnya anak-anak, tidak boleh pudar. Upaya pemulihan tidak hanya soal membangun kembali infrastruktur yang rusak, tetapi juga memastikan masa depan generasi penerus terlindungi di tengah keadaan yang paling sulit sekalipun.

Related posts