Ketua PP ‘Aisyiyah Siti Aisyah: Pentingnya Komitmen ‘Aisyiyah dalam Hadapi Tantangan Komplek & Reaktualisasi Spirit Dakwah dan Tajdid yang dinamis

  • Whatsapp
Ketua PP 'Aisyiyah Siti Aisyah (Foto: Dok. Istimewa)

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Ketua PP ‘Aisyiyah Siti ‘Aisyah memberikan amanat pada gelaran  Muswil Aisyiyah-Muhammadiyah ke-42 di UM Sumbar, padang, Sabtu, (24/12/2022)

Ketua PP Aisyiyah Siti Aisyah menjelaskan gelaran musywil bagi ‘Aisyiyah bukan hanya formalitas organisasi, melainkan juga sebagai ajang refleksi dan menjadi semangat memasuki masa-masa yang akan datang.

Read More

Oleh karena itu, ia menilai Musywil merupakan momen bersejarah bagi Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Sumbar.

“Sehingga Musyawarah Wilayah di Sumatera Baray ini menghasilkan keputusan-keputusan yang strategis yang nantinya akan menjadi acuan langkah ‘Aisyiyah lima tahun ke depan di masing-masing wilayah,” tuturnya.

Melalui gelaran Musywil ini, Siti berharap gerakan pencerahan dalam setiap sendi kehidupan yang diusahakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah semakin kuat. Kemudian juga melalui ‘Aisyiyah, benih-benih kebaikan Islam dapat disebarkan di seluruh semesta

Dirinya berpesan Suasana dan kesuksesan Muktamar hendaknya menjadi spirit dan komitmen seluruh Pimpinan Wilayah untuk menjadikan Musywil sebagai permusyawaratan teladan.

Lanjutnya, Musyawarah Wilayah Aisyiyah dapat dijadikan sebagai  kilas balik perjuagam Aisyiyah memasuki abad ke 2 periode ke dua ini.  Karenanya mari kita isi dan maknai Musyawarah Wilayah Aisyiyah ini dengan kesungguhan hati, pemikiran cerdas dan maju, serta kebersamaan yang tinggi sehingga dapat dihasilkan keputusan-keputusan praksis dan strategis yang akan menjadi acuan langkah Aisyiyah lima tahun ke depan di masing-masing wilayah.

Kehadiran Aisyiyah sebagai Gerakan Perempuan Islam dan komponen strategis persyarikatan Muhammadiyah  yang saat ini telah berusia 105 tahun telah memasuki abad kedua periode ke dua. Aisyiyah hadir karena adanya ijtihad dalam menerjemahkan nilai-nilai ajaran Islam menghadapi srtuktur sosial yang dipengaruhi paham agama dan budaya yang membelenggu dunia perempuan. Melalui Aisyiyah perempuan muslim tidak hanya bergerak di ranah domestik tetapi juga publik untuk menunaikan peran dakwah dan tajdid yang mencerahkan kehidupan. Aktualisasi gerakan Aisyiyah itu diwujudkan dalam penguatan dan pembaruan keagamaan, pendidikan,  kesehatan,  pelayanan sosial, menerjemahkan Al-Ma’un untuk pembelaan dhu’afa–mustadh’afin, dan kaderisasi generasi penerus umat dan bangsa yang cerdas dan berkemajuan.

Kiprah Aisyiyah merupakan perjuangan untuk berjihad dalam memajukan seluruh aspek kehidupan melalui penguatan spiritualitas, akhlak, pendidikan, kesehatan, ekonomi, ksejahteraan sosial, dan usaha-usaha lainnya di basis masyarakat (komunitas-jamaah) yang tersebar di seluruh tanah air.

Berbagai usaha Aisyiyah yang bersifat pembaruan itu pada masa generasi awal dan sesudahnya menggambarkan dengan tegas bahwa Aisyiyah organisasi perempuan Muhammadiyah memiliki spirit gerakan dakwah dan tajdid yang membawa kemajuan bagi umat Islam, bangsa Indonesia, dan dunia kemanusiaan universal. Spirit dakwah mengandung makna menghadirkan Islam yang berkemajuan ke seluruh ranah dan aspek kehidupan, sehingga melalui Aisyiyah maka Islam dapat menyebarluaskan benih-benih kebaikan semesta. Adapun spirit tajdid atau pembaruan menjadikan Asyiyah menjadi gerakan yang kembali pada Al-Quran dan As-Sunnah Al-Maqbulah untuk membawa pembaruan menuju kehidupan yang mampu menghadapi tantangan zaman. Aktualisasi dari spirit dakwah dan tajdid tersebut tergambar dalam usaha-usaha Aisyiyah untuk mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan univerasl yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan memajukan. Orientasi dakwah dan tajdid yang multiaspek tersebut disebarluaskan melalui usaha-usaha Aisyiyah yang bersifat pembinaan aqidah, ibadah, dan akhlak yang benar dan utama disertai kerja-ketja muamalat-dunyawiyah yang membawa kemajuan di segala bidang kehidupan, sehingga Aisyiyah dirasakan kehadiran dan keberadaannya dalam masyarakat luas.

Pada musyawarah Aisyiyah di seluruh Indonesia ini, penting untuk reaktualisasi spirit dakwah dan tajdid secara lebih dinamis guna memasuki abad kedua periode kedua yang syarat dengan permasalahan  dan tantangan yang sangat kompleks. Gerak Aisyiyah di seluruh tingkatan dari pusat hingga ranting, termasuk di dalamnya amal usaha, harus menceminkan dan mewujudkan langkah-langkah atau usaha-usaha dakwah dan tajdid yang mampu menjawab masalah dan tantangan baru, yang jauh lebih berat dan kompleks dibandingkan dengan era sebelum ini. Dalam memasuki abad kedua periode ke dua Aisyiyah tidak dapat bergerak apa adanya, bersifat mnimalis. Lima tahun ke depan gerak Aisyiyah harus makin progresif sehingga mampu hadir sebagai gerakan  perempuan muslim berkemajuan yang mampu dan berkontribusi menyelesaikan permasalahan umat dan bangsa.

Aisyiyah sebagai gerakan perempuan muslim berkemajuan dalam menjalankan dakwah dihadapkan pada tantangan yang sangat komplek yakni terkait dengan permasalahan keumatan dan kebangsaan maupun perkembangan global yang memerlukan perhatian dan komitmen Aisyiyah.

Umat Islam juga masih menghadapi masalah berupa munculnya radikalisme paham keagamaan. Gerakan-gerakan Islam transnasional yang membawa paham dan praktik keagamaan yang keras,  termasuk pandangannya yang cenderung merendahkan dan memarjinalkan kaum perempuan. Menghadapi bermacam paham dan gerakan Islam yang demikian maka Aisyiyah-Muhammadiyah dengan pandangan Islam berkemajuan dan merupakan golongan Islam tengahan (wasithiyah) harus mampu mempengaruhi alam pikiran umat Islam dan bangsa Indonesia. Aisyiyah-Muhammadiyah harus tampil menjadi kekuatan Islam yang memberi warna atau sibghoh dalam memberi wawasan tajdid dalam kehidupan umat dan bangsa.
Berbagai permalalahan lainnya dalam tubuh bangsa ini antara lain; masih tingginya kemiskinan dan kesenjangan sosial, korupsi yang menggurita di tengah penegakan hukum yang masih memprihatinkan, kekerasan dan konflik sosial di masyarakat, kekerasan terhadap perempuan dan anak, kualitas kesehatan yang masih jauh dari harapan, eksploitasi sumberdaya alam,  narkoba, beragam permasalahan dalam  keluarga, media sosial yang tidak mendidik dan yang sangat memprihatinkan adalah erosi nilai spiritual dan moral serta masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sangat memprihatinkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rapuhnya sendi-sendi kehidupan keluarga. Beberapa pemasalahan antara lain meningkatnya perceraian akibat dari KDRT, perkosaan, kekerasan seksual pada anak dan lain sebagainya.

Katanya, Muktamar Aisyiyah ke-48 merupakan momentum sangat penting karena Aisyiyah akan segera memasuki abad kedua periode kedua. Karenanya mari maknai dan isi Musywil ini dengan kesungguhan hati, semangat ukhuwah dan kebersamaan, pikiran-pikiran cerdas, dan etika bermusyawarah yang Islami sehingga dihaslkan keputusan-keputusan yang mencerahkan untuk kemajuan Aisyiyah, Umat, Bangsa, dan dunia kemanusaan universal yang berwawasan dakwah dan tajdid berkemajuan. Kesadaran atas masa depan gerakan yang harus lebih baik dan unggul semestinya menjadi komitmen bersama seluruh pimpinan Aisyiyah

Related posts