MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Apa yang dialami bangsa hari ini adalah buah dari pendidikan di masa lalu. Nasib Indonesia di masa depan ditentukan oleh pengalaman kuliah yang dirasakan generasi muda sekarang. Pandangan tegas ini disampaikan Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., dalam kuliah umum di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Sabtu (4/10).
Guru besar Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar yang juga Ketua PP Muhammadiyah itu menekankan, pendidikan bukan sekadar pencetak SDM unggul, melainkan alat pembebas dari kemiskinan, kebodohan, dan ketimpangan.
“Pendidikan adalah jalan penentu kebangkitan bangsa. Mustahil kita menjadi negara maju dan sejahtera jika pendidikan kita tidak berhasil,” ujarnya, mengutip pidato Presiden Prabowo pada peringatan Hardiknas.
Irwan melihat perguruan tinggi harus melampaui fungsi tradisionalnya. Kampus, katanya, wajib menjadi pusat solusi nyata bagi masyarakat. Bukan hanya tempat mengajar dan meneliti, melainkan motor transformasi yang menghasilkan inovasi relevan.
“Pengajaran harus berdampak pada kualitas dan relevansi, penelitian harus menjawab persoalan riil, pengabdian harus mendorong kemajuan bangsa,” tegasnya.
Menurut kerangka filosofis yang ia paparkan, manusia pada hakikatnya memiliki dua sifat: transformatif—membawa misi perubahan—dan holistik—menjadi manusia seutuhnya. Dari sinilah tanggung jawab kolektif bermula.
Pendidikan, simpul Irwan, adalah tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan. Bersama-sama mereka harus menjawab tantangan global: krisis iklim, perdamaian, kemiskinan, ketertinggalan, hingga disrupsi teknologi.
“Kita perlu SDM unggul, riset andal, kebijakan strategis yang cepat, dan kampus yang menjadi simpul pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.






