MINANGKABAUNEWS.com, MADINAH — Ketum MUI Sumbar Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah, Rabu (5/7/2023) kemarin. Buya Gusrizal juga berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW
Masjid Nabi atau juga disebut Masjid Nabawi, adalah situs paling suci kedua dalam Islam. Makam Nabi Muhammad terletak di dalam tempat yang dulunya adalah rumah Rasulullah dan istrinya, Siti Aisyah.
Makam Rasulullah SAW dibatasi dinding tinggi dari besi yang berhias kaligrafi keemasan. Ada tiga lubang kecil untuk melihat ke dalamnya. Makamnya selalu dijaga ketat oleh askar, siang dan malam.
Para jamaah hanya dapat mengucapkan salam dibalik dinding besi pembatas makam. Disamping makam Rasulullah Saw, terdapat makam Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA yang dibangun pada 1817 oleh Sultan Mahmud II. Di atas makam, diberi kubah bercat hijau yang dibangun pada 1837.
Makam nabi Muhammad mengingatkan umat akan perjalanan masa lalu apalagi terkait dengan suri tauladan yang terbaik di muka bumi ini yaitu Nabi Muhammad SAW
Hal ini merupakan tugas kita semua dan bagian penting dari tugas Dakwah Islamiyah. Namun yang perlu kita pelajari adalah bagaimana strategi Umar bin Abdul Aziz RA dalam mengabadikan peristiwa bersejarah bukan dengan membuat patung tetapi dengan membangun masjid-masjid kecil di tempat-tempat terjadinya peristiwa penting yang dialami oleh para sahabat bersama Rasulullah SAW.
Lihatlah di bagian barat Masjid Nabawi di kota Al Madinah Al Munawaroh pelataran barat Masjid Nabawi yang dahulu merupakan
padang pasir yang terbuka Sahara
yang menyimpan banyak peristiwa penting bersejarah yang kemudian hari Umar bin Abdul Aziz melakukan suatu terobosan hebat untuk mengingatkan kaum muslimin akan perjalanan dakwah Rasulullah dengan membangun masjid-masjid kecil di tempat atau lokasi terjadinya peristiwa-peristiwa bersejarah inilah latar belakang yang kemudian melahirkan adanya masjid-masjid kecil di bagian barat Masjid Nabawi mulai dari masjid Ali Bin Abi Thalib yang merupakan tempat aliran di saat Khalifah Usman bin Affan sedang dikepung oleh para pemberontak.
Begitu juga di sini ada juga masjid Abu Bakar As Siddiq di mana di tempat ini khalifahurrasyidin Abu Bakar mengimami kaum muslimin melaksanakan salat led dan di sampingnya ada masjid mushala yang juga dikenal dengan Masjid Ghamamah artinya masjid mendung atau awan tebal. Di zaman Nabi Muhammad SAW, area tempat Masjid Ghamamah dibangun masih berbentuk tanah lapang.
Tempat itu menjadi saksi dikabulkannya doa Nabi Muhammad SAW ketika meminta turun hujan saat hari sangat terik. Pada waktu itu cuaca sangat panas, Rasulullah SAW melaksanakan sholat Istisqa yakni sholat sunnah yang dilaksanakan untuk meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan. Kemudian seketika langit mendung dan hujan turun.
Masjid Ghamamah terletak di arah barat daya Masjid Nabawi, sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi. Masjid Ghamamah pada zaman Rasulullah SAW merupakan alun-alun atau tanah lapang di tengah kota.
Lanjut Buya, Kendati di masa lalu nama Ghamamah boleh dikatakan tidak populer tetapi sering dibaca dengan nama masjid Al musala kaum muslimin di samping masjid-masjid ini di bagian barat Masjid Nabawi juga tetapkan oleh Rasulullah dahulunya sebagai pasar pertama umat Islam yang dikenal dengan pasar Suqul Anshar yang berada di Madinah dekat dengan masjid Nabawi. Bagaimana kisah Pasar Suqul itu dalam kesempatan lain insya Allah akan kita bicarakan.






