MINANGKABAUNEWS.com, KABUPATEN SOLOK — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Dr. H. Gusrizal Gazahar Datuak Palimo Basa, menegaskan pentingnya arah baru pendidikan Islam: melahirkan insan rasyid (bijak dan matang), bukan hanya sekadar manusia cerdas.
“Al-Qur’an tidak pernah memuji zaka (kecerdasan), yang dipuji adalah rusyd — kedewasaan dalam bersikap dan mengambil keputusan. Begitu juga dalam kepemimpinan, tidak cukup hanya shâlih (baik secara pribadi), tetapi harus mushlih, membawa kemaslahatan bagi umat,” kata Gusrizal dalam tabligh akbar Milad Muhammadiyah di Saniangbaka, Kabupaten Solok, Rabu (10/9).
Ia menilai, Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam menjawab tantangan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, sekolah unggul bukanlah tujuan akhir jika hanya menghasilkan individu pintar tanpa kedewasaan moral. “Kita harus melahirkan pemimpin yang rasyid, bukan sekadar pintar,” ujarnya.
Gusrizal juga menyinggung arus globalisasi yang berpotensi mengikis nilai-nilai Minangkabau. Falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, kata dia, harus dijadikan fondasi kokoh dalam membangun generasi pembaharu.
Pernyataan ini mempertegas posisi MUI Sumbar dalam wacana pendidikan nasional: kualitas sumber daya manusia tidak cukup diukur dari kecerdasan akademik, melainkan dari kedewasaan moral, kepemimpinan, dan kemampuan membawa maslahat.






