MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa, menyampaikan ceramah yang penuh makna di salah satu surau di daerah tersebut. Dalam ceramahnya, beliau menekankan pentingnya menyambut bulan Ramadan dengan kegembiraan yang hakiki, sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an.
Buya Gusrizal mengutip firman Allah dalam Surah Yunus ayat 58:
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌۭ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Menurut beliau, kegembiraan sejati bukanlah terletak pada harta benda atau pencapaian duniawi, melainkan pada kesadaran akan karunia dan rahmat Allah. Kegembiraan ini, lanjutnya, hanya bisa dirasakan oleh mereka yang hatinya bersih dari penyakit hati dan menerima petunjuk dari Al-Qur’an.
Tiga Syarat Kegembiraan Hakiki di Bulan Ramadan
Buya Gusrizal menjelaskan bahwa agar seseorang dapat merasakan kebahagiaan yang diperintahkan Allah dalam ayat tersebut, ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi:
1. Menerima Peringatan Allah (Mau‘izhah)
– Al-Qur’an adalah petunjuk yang memberi nasihat dan peringatan. Orang yang mau mengambil pelajaran darinya akan mendapatkan bimbingan hidup.
2. Menyucikan Hati dari Penyakit (Syifa’)
– Al-Qur’an menjadi obat bagi hati yang diliputi keraguan, kesombongan, dan kelalaian. Hanya hati yang bersih yang dapat menerima hidayah dengan baik.
3. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Petunjuk dan Rahmat
– Al-Qur’an tidak hanya sekadar dibaca, tetapi harus dijadikan pedoman dalam setiap aspek kehidupan agar mendapatkan rahmat dari Allah.
Menghindari Kegembiraan yang Semu
Dalam ceramahnya, Buya Gusrizal juga mengingatkan agar umat Islam tidak terjebak dalam kegembiraan yang semu. Banyak orang yang terlihat bahagia di luar, tetapi hatinya kosong. Sebaliknya, kegembiraan yang diperintahkan dalam Al-Qur’an adalah kebahagiaan yang lahir dari kesadaran akan nikmat Allah dan kesiapan untuk meningkatkan ketakwaan di bulan Ramadan.
“Apakah kita benar-benar merasa bahagia menyambut Ramadan, atau justru lebih sibuk dengan urusan dunia?” tanyanya retoris.
Menjadikan Ramadan sebagai Momen Syukur
Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya memperbanyak syukur atas berbagai nikmat yang Allah berikan. Setiap hari manusia menikmati udara gratis, makanan yang cukup, dan kesehatan, namun sering kali lupa untuk mengucapkan Alhamdulillah. Rasulullah ﷺ sendiri mengajarkan umatnya untuk membaca Alhamdulillah sebanyak 33 kali sebagai bentuk rasa syukur.
Menutup ceramahnya, Buya Gusrizal mengajak jamaah untuk memanfaatkan bulan Ramadan sebagai kesempatan meningkatkan ibadah, membersihkan hati, dan mendekatkan diri kepada Allah.
“اللهم بلغنا رمضان”
“Ya Allah, sampaikanlah kami pada bulan Ramadan dalam keadaan sehat dan penuh keimanan.”
Amin ya Rabbal ‘alamin.






