MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Pol Suharyono, mengungkapkan adanya ketegangan di kalangan internal kepolisian dalam penanganan kasus tambang pasir dan batu (sirtu) ilegal. Ketegangan tersebut memuncak dengan terjadinya insiden penembakan oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, yang menewaskan Kasat Reskrim AKP Ulil Riyanto Anshari.
“Kami telah melakukan pendalaman sejak malam kejadian, sekitar pukul 00.15 WIB, dan hingga saat ini proses pemeriksaan pelaku masih berlangsung,” kata Suharyono, Jumat (22/11/2024).
Sebelum insiden ini, Polres Solok Selatan diketahui tengah gencar menindak tambang sirtu yang diduga beroperasi secara ilegal. Penegakan hukum ini dipimpin oleh AKP Ulil Riyanto, yang sebelumnya telah mendapat apresiasi atas upayanya dalam menindak tambang-tambang ilegal. Namun, Kapolda menjelaskan bahwa beberapa tambang di wilayah tersebut memiliki izin, sehingga diperlukan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan legalitas tambang yang menjadi sasaran penegakan hukum.
“Dalam proses penegakan hukum ini, terdapat pihak-pihak yang tidak setuju atau menentang, termasuk pelaku yang saat ini kami tetapkan sebagai tersangka dalam kasus penembakan ini,” jelas Suharyono.
Penembakan di Polres Solok Selatan
Irjen Pol Suharyono mengungkapkan bahwa AKP Dadang Iskandar diduga kuat menembak AKP Ulil Riyanto dari jarak dekat, dengan peluru mengenai kepala korban. Insiden ini terjadi di area parkir Polres Solok Selatan pada Jumat dini hari. Sebelumnya, Satreskrim Polres Solok Selatan baru saja menangkap seorang tersangka terkait tambang ilegal.
“Peristiwa ini sangat mengejutkan. Padahal, AKP Ulil sebelumnya telah menerima penghargaan atas dedikasinya dalam menindak tambang ilegal di Solok Selatan,” tambah Suharyono.
Jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Kota Padang untuk proses lebih lanjut. Sementara itu, AKP Dadang telah menyerahkan diri dan kini menjalani pemeriksaan intensif.
Reaksi DPR: Tuntutan Penegakan Hukum yang Tegas
Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menyatakan akan mengunjungi Polda Sumbar pada Senin mendatang untuk memantau langsung perkembangan kasus ini.
“Ini adalah kasus yang sangat memprihatinkan. Pelaku harus mendapatkan hukuman berat, dan motif tindakannya harus diungkap secara tuntas, terutama jika terkait dengan perlindungan tambang ilegal,” tegas Habiburokhman.
Ia juga menyampaikan keyakinannya terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengambil langkah tegas dalam menangani kasus ini, baik dari segi pidana, etik, maupun disiplin.
—
Kata Kunci: Insiden Polisi Tembak Polisi, Konflik Penegakan Hukum, Tambang Ilegal, Penindakan Kepolisian, Polda Sumbar.
Tema: Konflik Internal dalam Penegakan Hukum, Transparansi Kepolisian, Penegakan Etika dan Disiplin.