KPAI Angkat Bicara soal Tawuran Sarung antar Pelajar Memakan Korban di Bekasi

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA — Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara terkait ‘Perang sarung’ sesama pelajar di Kabupaten Bekasi yang memakan korban. Satu orang tewas dalam tawuran ‘perang sarung’ yang terjadi di jalan arteri Tol Cibitung, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

Tawuran perang sarung itu terjadi sekitar pukul 00.30 WIB, Jumat (15/3).

Read More

Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra menyebutkan Anak-anak juga paling bahagia ketika menyambut dan mengisi Ramadhan. Karena berbagai kegiatan, seperti lomba lomba tema Ramadhan, khataman Al Quran, Nuzulul Quran, Tarhib Ramadhan, takjil, jalan jalan lepas sahur dan libur panjang sekolah.

Namun sayangnya, ada segelintir permasalahan, yang seringkali mengganggu kita, dan tidak kita harapkan, terutama saat kita sholat Subuh atau sholat tarawih, ada saja anak anak dan remaja di sekitar rute menuju tempat ibadah, yang saling serang dengan sarungnya, bahkan pernah terjadi sarungnya diisi batu dan benda tajam. Yaitu perang sarung di bulan Ramadhan.

“Baru saja peristiwa perang sarung memakan nyawa di Bekasi. Begitupun di Malang, perang sarung dengan sarungnya di isi besi dan parang,” Tutur Jasra Putra.

Namun ternyata, lanjutnya peristiwa perang sarung hari ini, tidak hanya di Bekasi dan Malang.

“Kalau anda ketik sarung di mesin cari google dan pilih menu berita.  Ternyata banyak sekali peristiwa perang sarung yang terjadi. Sangat memprihatinkan dan mengerikan,” Katanya

Dimana sarung yang harusnya jadi alat ibadah sholat, namun ditangan anak anak, berubah. Dengan berbagai selepetan, yang bisa membahayakan.

“Kami pernah dilaporkan, seperti selepetan mengenai mata, dilakukan para remaja kepada adik adik nya di sekitar rumah ibadah, yang dianggap tidak mau sholat.  Tentu sangat berbahaya, sayangnya ketika baru melerai mereka, ada anak kecil yang meniru dan menselepetkan sarungnya. Ia hanya meniru, tidak tahu resikonya, hanya lihat orang dewasa. Tetapi yang orang dewasa tahu sekarang setelah melihat anak kecil itu, bahwa anak tersebut telah memiliki perilaku beresiko, yang tidak pernah ia tahu, dan ke depan akan mengancam tumbuh kembangnya,” Ujarnya.

Lebih jauh dia menyampaikan Tentu bulan Ramadhan kita berharap kekerasan kepada anak berkurang, baik kekerasan fisik, seksual, kekerasan psikologis, kekerasan melalui medsos dan cyber bullying. Untuk itu sangat dibutuhkan perencanaan agar ada antisipasi pencegahan bersama sama.

“Kita punya persoalan meningkatnya kekerasan yang dialami anak, ketika mereka libur sekolah. Karena tidak adanya yang terpanggil di daerah terdekat untuk mengarahkan anak anak dalam kegiatan dekat rumah dan lingkungannya,” Terangnya

Untuk itu Jasra berharap sumber sumber SDM yang kuat, seperti di lembaga zakat, ormas islam, pesantren, lembaga keagamaan bisa membantu memasifkan kegiatan liburan anak selamat liburan Ramadhan, seperti pesantren kilat, yang menghindari kegiatan di jalanan. Yang seringkali memicu perilaku tidak bertanggung jawab, ketika ada kumpulan keramaian, apalagi disana ada anak anak dan remaja yang terlepas pengawasan kita. Namun, katanya, setiap masuk Ramadhan kita dihantui banyaknya anak anak yang tawuran sarung.

Sebenarnya tawuran menjadi persoalan pelik warga perkotaan, terutama saat pulang sekolah. Namun tawuran angkanya akan melonjak, karena tawuran sarung, baik saat jelang sahur atau jelang tarawih. Sehingga KPAI berharap, ada program yang dibangun di setiap masjid, musholla, lingkungan yang menghimbau dan mengajak anak anak mengurangi tawuran.

Selain itu, penting ada informasi yang digerakkan melalui Kementerian Agama, Kemenristekdikti agar materi ceramah, dibuat semacam panduan, yang wajib di bacakan.

Agar menjadi gerakan bersama mengurangi tawuran.

“Saya kira ormas ormas agama, seperti Nadlatul Ulama dan Muhammadiyah, bisa menbuat semacam panduan untuk materi, pencegahan dan layanan kekerasan anak. Agar ada penanganan terpadu, sebagaimana yang diinginkan pemerintah dalam regulasi,” Ungkapnya

Kita berharap bulan Ramadhan kali ini, menjadi gerakan bersama, untuk membangun gerakan perlindungan anak melalui berbagai kegiatan.

KPAI juga mendorong prinsip prinsip partisipasi anak, menjadi paling utama dalam mengajak anak ikut beribadah selama Ramadhan.

Seperti banyaknya lembaga pendidikan, yang saat ini menggelar tarhib Ramadhan, seperti pawai bersama mengkampanyekan ajakan puasa, kegiatan kelompok dalam mengenal Ramadhan, kerja sosial bersama di tempat tempat membutuhkan, yang semuanya melibatkan, dikenalkan, diisi aktif oleh anak anak. KPAI sangat mengapresiasi inisiatif yang sangat baik, dalam membangun partisipasi anak jelang bulan Ramadhan.

KPAI juga berharap berbagai industri candu dikurangi peredarannya selama Ramadhan, agar tidak menjadi pemantik kondisi kondisi anak, yang sebenarnya sangat perlu dihadirkan pendampingan rutin, kita berharap semua tempat ibadah punya asessment yang baik untuk jamaahnya, terutama anak, sebelum anak anak di rebut industri candu yang mudah di beli.

Pengawasan APH, BPOM, terhadap patroli industri candu baik langsung maupun online, tempat keramaian, menjadi kunci juga mengurangi dampak yang merugikan kepada anak selama Ramadhan.

Sebenarnya salah satu keberhasilan cegah tawuran perang sarung, sangat penting dengan kegiatan Ramadhan di isi oleh mereka, mengajak merekq, atau memberi kegiatan yang di sukai anak anak, namun di kemas dengan tema Ramadhan. Jadi cegah perang tawuran sarung ini, kuncinya bagaimana anak anak terlibat aktif dan mau berpartisipasi dalam kegiatan Ramadhan yang kita rencanakan dari dekat rumah, tempat ibadah dan lingkungan.

“Tentu kita berharap di daerah lain juga segera menyiapkan cegah perang sarung, agar Ramadhan kali ini, bisa hikmat, khusyu, dan anak anak selamat,” Tutupnya

Related posts