Krisis Air, Peternak Unggas Sawahlunto Terancam Gulung Tikar

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.COM, SAWAHLUNTO –
Krisis Air berulang kembali melanda Sawahlunto. Musim kemarau panjang menurunkan debit PDAM secara drastis. Aliran yang biasanya deras kini menetes tipis, bahkan beberapa titik tak mengalir sama sekali.

Kondisi ini tentunya memicu kepanikan dan keresahan di antara masyarakat yang hampir seluruhnya bergantung pada layanan publik ini. Dan tentunya hal ini juga sangat berdampak pada pelaku usaha, yang sangat bergantung ekonominya pada sumber air tersebut.

Seperti yang dialami para peternak unggas, kekurangan air bukan sekadar gangguan produksi;Tetapi ratusan ribu ekor unggas ekor (ayam, bebek, puyuh) berada diambang kematian.

Jika air tidak kembali dalam 15 hari, kami terpaksa menutup kandang dan menjual aset keluh salah seorang pemilik 2.000 ekor ayam suaranya bergetar diantara desing mesin pendingin yang hampir mati.

Pada kesempatan yang sama para peternak lain juga menegaskan, “Peternak butuh hidup di Sawahlunto. Semua pelaku usaha harus mendapat kepastian pemerintah, swasta, dan perbankan harus bersinergi agar sektor ini tidak runtuh. Selasa (18/11/2025)

Dari data Dinas Pertanian mencatat 150 unit peternakan—30 % dari total usaha unggas berskala besar di kota ini mengandalkan PDAM sebagai satu‑satunya sumber air.

Tanpa suplai, 22 unit (15 %) diproyeksikan gulung tikar dalam dua minggu, menghilangkan lebih dari puluhan ribu ekor unggas dan menghilangkan pendapatan dan mata pencariannya para pekerja dan peternak.

Sawahlunto berada di persimpangan, apakah kota ini akan bangkit dengan aksi cepat, atau harus menyaksikan ribuan unggas mati dan keluarga peternak dan para pekerjanya terpaksa mencari nafkah diluar sektor yang telah mereka tekuni?

Para peternak berharap pemerintah daerah diminta segera cepat bertindak sebelum krisis menjadi bencana ekonomi bagi komunitas peternak Sawahlunto.(Atra)

Related posts