Kuliah Umum Bersama Menaker Yassierli di Unand, Gubernur Mahyeldi Bahas Tantangan Ketenagakerjaan di Sumbar

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menghadiri Studium Generale Seri #1 di Universitas Andalas (Unand), Jumat (10/01/2025). Acara ini menghadirkan Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli, sebagai pembicara utama. Mahyeldi berharap kehadiran Menaker dapat memberikan wawasan baru dalam menghadapi berbagai tantangan ketenagakerjaan di Sumbar.

Dalam sambutannya di Convention Hall Unand, Mahyeldi menegaskan bahwa permasalahan ketenagakerjaan menjadi salah satu prioritas utama Pemprov Sumbar. Ia menyoroti tingginya angka pengangguran di daerah tersebut yang memerlukan solusi strategis.

“Tema Studium Generale kali ini, Artificial Intelligence dan Soft Skills: Mendukung Masa Depan Karir Lulusan di Pasar Kerja, sangat relevan dengan kondisi saat ini. Diharapkan, tema ini bisa menjadi acuan bagi kita semua untuk mengatasi tantangan di dunia ketenagakerjaan, khususnya di Sumatera Barat,” ujar Mahyeldi.

Sorotan Menaker Yassierli: Kesenjangan Tenaga Kerja
Dalam pemaparannya, Menaker Yassierli yang juga putra daerah Sumbar mengungkapkan bahwa dunia kerja di Indonesia tengah menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Salah satunya adalah rendahnya kualitas tenaga kerja, yang diperparah oleh ketimpangan antara sektor formal dan informal.

“Mayoritas tenaga kerja Indonesia masih berada di sektor informal, dengan pendidikan rata-rata SD hingga SMP. Kondisi ini jelas menjadi hambatan untuk meningkatkan daya saing di tingkat global,” jelas Yassierli.

Ia juga menyebutkan rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini terlihat dari skor Human Capital Index (HCI) Indonesia sebesar 0,53, yang masih berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Tantangan Era Digital dan Pentingnya Soft Skills
Terkait tema kuliah umum, Yassierli menguraikan tiga tantangan utama di era digital, yaitu perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), akses digital, serta penggunaan robot dan sistem otonom. Berdasarkan survei, 63 persen perusahaan menyatakan bahwa skill gap atau kesenjangan keterampilan menjadi hambatan utama dalam mengadopsi teknologi digital.

“Penguasaan AI dan big data adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan saat ini. Namun, peningkatan teknologi harus diimbangi dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia, termasuk kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, dan adaptasi,” tambahnya.

Yassierli juga menekankan pentingnya keselarasan antara teknologi, keterampilan, dan kebutuhan pasar kerja. Hal ini, menurutnya, merupakan kunci untuk menghadapi tantangan transformasi digital.

Kehadiran Sejumlah Tokoh Penting
Rektor Unand, Efa Yonnedi, turut memberikan sambutan dalam acara ini. Selain itu, hadir pula Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Martin Kustati, jajaran kepala dinas Pemprov Sumbar, serta kepala satuan kerja Kemnaker RI. Acara kuliah umum ini dipandu oleh Wakil Rektor IV Unand, Prof. Henmaidi.

Dengan hadirnya para pemangku kebijakan dan akademisi, diharapkan diskusi ini dapat memberikan langkah konkret untuk menghadapi persoalan ketenagakerjaan di Sumatera Barat.

 

Related posts