MINANGKABAUNEWS.com, PARIWARA PEMPROV SUMBAR — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) kembali mengambil tindakan cepat untuk melindungi daya beli masyarakat di tengah tekanan kenaikan harga pangan. Pasca diterpa bencana hidrometeorologi dan terputusnya akses jalur distribusi vital Lembah Anai, Pemprov Sumbar segera menghadirkan kembali Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai bentuk solusi konkret.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, menekankan urgensi kegiatan ini. “Kami tidak boleh membiarkan masyarakat menanggung beban ganda: terkena dampak bencana, lalu terbebani lagi oleh lonjakan harga kebutuhan pokok. Gerakan ini adalah wujud kehadiran negara untuk menjamin stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga,” tegas Mahyeldi dalam pernyataannya, Senin (1/12/2025).
GPM direncanakan digelar selama dua hari, Selasa hingga Rabu (2-3 Desember 2025), di halaman Kantor Dinas Pangan Provinsi Sumbar di Jalan Jaksa Agung R. Soeprapto No.19, Padang. Masyarakat dapat membeli berbagai komoditas pokok dengan harga yang sengaja dipatok lebih rendah dari pasaran.
Harga Terkendali di Tengah Tekanan Pasar
Berikut daftar sejumlah harga bahan pokok dalam GPM yang menjadi penawar kenaikan:
· Cabe Merah: Rp58.000/kg
· Bawang Merah: Rp35.000/kg
· Minyak Goreng (2 Liter): Rp34.000/pack
· Gula Pasir: Rp16.000/kg
· Beras (berbagai jenis, seperti Kuruik Kusuik): Rp165.000/10kg
· Telur Ayam: Rp48.000/tray
Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumbar, Iqbal Ramadipayana, menyatakan GPM merupakan hasil kolaborasi solid antara Badan Pangan Nasional, pemerintah daerah, Bank Indonesia, Bulog, dan ID Food. “Sinergi ini kunci utama agar distribusi tetap lancar dan harga wajar bisa diberikan kepada masyarakat. Target kami, inflasi daerah terkendali dan kebutuhan pokok terpenuhi,” jelas Iqbal.
Kegiatan yang terbuka untuk umum ini akan beroperasi mulai pukul 08.00 WIB hingga stok habis. Langkah ini diharapkan tidak hanya menjadi bantuan sesaat, tetapi juga sinyal kuat komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat Sumbar di situasi darurat.






