LLHPB PWA Sumbar Tembus Jalur Lumpur Demi Pulihkan Trauma Korban Bencana Banjir Malalak Agam

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, AGAM – Di tengah cuaca yang tidak bersahabat dan jalan yang masih tertutup lumpur, tim Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumatera Barat nekat menembus medan berat untuk menjangkau korban bencana di Malalak Timur, tepatnya di Nagari Toboh, Kabupaten Agam Rabu (10/12/2024).

Dipimpin langsung oleh Ketua PWA Sumbar Dr. Syur’aini, M.Pd, tim yang terdiri dari Koordinator LLHPB PWA Sumbar Dra. Huriah Khair, M.Si dan Ketua LLHPB Fitri Yulianis, SE, M.Si ini membawa misi ganda: menyalurkan bantuan kemanusiaan sekaligus memberikan pendampingan psikologis dan spiritual bagi para korban yang masih trauma.

Read More

Penyaluran bantuan kali ini tidak tanggung-tanggung. Paket sembako berupa beras, minyak goreng, dan berbagai bahan makanan yang dapat diolah di dapur umum diserahkan langsung kepada warga terdampak. Tak hanya itu, pakaian baru khusus untuk perempuan dan anak-anak dari Toko Top 35 Mana Bengkulu turut dibagikan, memberikan secercah keceriaan di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Setibanya di lokasi, tim PWA Sumbar menyaksikan kondisi yang sangat memprihatinkan. Rumah-rumah warga yang dikunjungi tidak hanya masih tertimbun dan berlumpur, tetapi juga mengalami kerusakan parah. Rumah hampir roboh, dan berbagai perabotan rusak tertutup lumpur yang mengering. Sebagian rumah bahkan strukturnya terancam roboh, Korban-pun menumpang di rumah entitas penduduk yang masih bisa ditempati

“Kami memahami betapa beratnya kondisi yang dihadapi oleh saudara-saudara kita di Malalak Timur. Bantuan material ini adalah bentuk kepedulian nyata, namun kami juga menyadari bahwa luka batin yang mereka alami membutuhkan perhatian khusus,” ujar Dr. Syur’aini saat memberikan sambutan di lokasi.

Ketua PWA Sumbar menegaskan bahwa komitmen Aisyiyah tidak hanya pada bantuan fisik, tetapi juga pada pemulihan mental dan spiritual korban bencana. “Bencana meninggalkan trauma mendalam. Kita tidak boleh hanya fokus pada perut yang kenyang, tapi juga hati yang tenang dan jiwa yang damai,” tambahnya.

Salah satu program unggulan dalam kunjungan kali ini adalah pelaksanaan trauma healing yang dilakukan bekerja sama dengan Bimbingan Konseling Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Para konselor profesional, Anggi Fitria, M.Pd dan Fadil Mai Septian, M.Pd, turun langsung memberikan pendampingan psikologis kepada ibu-ibu dan anak-anak yang masih terguncang akibat bencana.

“Trauma pasca bencana ini sangat nyata, terutama pada ibu-ibu dan anak-anak. Mereka masih merasakan ketakutan yang luar biasa. Melalui sesi konseling ini, kami berupaya membantu mereka mengelola emosi dan membangun kembali rasa aman,” jelas Anggi Fitria, M.Pd, salah satu dosen Bimbingan Konseling UM Sumbar yang ikut mendampingi kegiatan tersebut.

Senada dengan itu, Fadil Mai Septian, M.Pd menambahkan, “Pendekatan yang kami gunakan adalah pendekatan holistik yang tidak hanya menyentuh aspek psikologis tetapi juga spiritual. Kami melihat bahwa masyarakat di sini memiliki resiliensi yang luar biasa, dan tugas kami adalah membantu menguatkan kembali potensi tersebut.”

Sementara itu, trauma rohani diberikan langsung oleh Ketua PWA Sumbar, memberikan siraman spiritual yang menyejukkan dan menguatkan iman para korban di tengah ujian yang mereka hadapi.

Fitri Yulianis, SE, M.Si selaku Ketua LLHPB PW Aisyiyah Sumbar menjelaskan pentingnya pendekatan holistik dalam penanganan pasca bencana. “Kami tidak hanya datang membawa bantuan lalu pergi. LLHPB PWA Sumbar berkomitmen untuk mendampingi proses pemulihan jangka panjang. Trauma healing dan pendampingan rohani adalah bagian integral dari upaya pemulihan masyarakat pasca bencana,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa meskipun tidak semua ibu-ibu bisa berkumpul karena akses jalan yang masih terhalang lumpur, tim tetap berupaya maksimal untuk menjangkau sebanyak mungkin warga yang membutuhkan.

Perjalanan menuju Nagari Toboh bukanlah hal yang mudah. Jalan yang masih tertutup lumpur menjadi tantangan tersendiri. Beberapa titik bahkan hampir tidak bisa dilalui kendaraan. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat tim LLHPB PWA Sumbar yang dikomandoi langsung oleh Dr. Syur’aini.

“Cuaca kurang bersahabat, jalan berat, tapi semangat kami justru semakin membara ketika melihat wajah-wajah yang menanti bantuan. Ini bukan sekadar tugas organisasi, tapi panggilan kemanusiaan,” ungkap Dra. Huriah Khair, M.Si, Koordinator LLHPB yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Para penerima bantuan, yakni ibu-ibu warga masyarakat terdampak, tampak terharu dengan kehadiran tim PWA Sumbar. Meskipun tidak semua bisa hadir karena kendala akses, mereka yang datang mengaku sangat terbantu, tidak hanya secara material tetapi juga secara psikologis.

Kegiatan penyaluran bantuan dan pendampingan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan LLHPB PWA Sumbar dalam merespons bencana yang terjadi di wilayah Sumatera Barat. Dengan pendekatan yang komprehensif, mulai dari bantuan darurat, trauma healing, hingga pendampingan spiritual, PWA Sumbar menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sesama harus dilakukan secara menyeluruh.

Dr. Syur’aini menutup kunjungannya dengan harapan agar masyarakat Malalak Timur dapat segera pulih dan kembali menjalani kehidupan normal. “Kami akan terus mendampingi. Ini baru langkah awal. Pemulihan pasca bencana adalah proses panjang, dan Aisyiyah akan terus hadir,” tegasnya dengan penuh keyakinan.

Related posts