MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF) terus mengkampanyekan budaya sensor mandiri di tengah arus deras informasi dan kemudahan akses tontonan digital. Bertempat di Bioskop XXI Basko City Mall, LSF menggelar Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri & Nobar Film “Assalamu’alaikum Baitullah”, film produksi jumbo yang tayang serentak di 225 bioskop se-Indonesia.
“Semua orang bisa mengakses informasi dan tontonan apa saja. Karena itu, budaya sensor mandiri menjadi penting,” ujar Ketua LSF, Naswardi, dalam sambutannya. Ia menegaskan bahwa klasifikasi usia dalam film bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk nyata literasi media. “Setiap kriteria usia membawa kandungan berbeda. LSF hadir sebagai representasi negara dalam membangun literasi visual masyarakat,” tegasnya.
LSF, lanjut Naswardi, menyaksikan dan menilai sekitar 250 film setiap hari, dengan total 4.700 judul film impor dari 17 negara, termasuk India, Korea, dan Eropa. Menariknya, produksi film nasional kini melampaui film impor, dengan capaian 80 juta penonton untuk film dalam negeri. “Hingga Juli, hanya satu film yang tidak lolos sensor. Tahun lalu, dua film ditolak tayang,” ungkapnya.
Film Assalamu’alaikum Baitullah, yang tayang hari itu, menurut Naswardi merupakan film yang menginspirasi dan diharapkan menjadi inspirasi bagi sineas lokal.
“Kami senang industri film nasional tumbuh pesat dan masyarakat mulai tercerahkan, sehingga anak-anak tidak terpapar konten berbahaya seperti pornografi dan kekerasan,” imbuhnya. Ia juga mengapresiasi dukungan penuh Pemerintah Provinsi Sumbar atas fasilitasi kegiatan ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin, menekankan bahwa menyaring tontonan adalah bentuk kesadaran kolektif. “Banyak tayangan yang secara visual menarik, tapi mengandung kekerasan. Literasi sensor mandiri adalah bentuk literasi media tingkat lanjut,” ujarnya. Ia berharap kehadiran film seperti Assalamu’alaikum Baitullah akan memantik semangat para sineas muda di Ranah Minang.
Kegiatan ini turut dihadiri secara daring oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, serta sejumlah tokoh dan organisasi, di antaranya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Sumbar, IMM Sumbar, PWPM, Ketua KPID Sumbar Robert Kenedi, Kepala TVRI Sumbar Yusuf, Wakil Rektor UIN Batu Sangkar Irman, Wakil Ketua PWM Sumbar Kijal Atri Tanjung, dan Zakia Ramala dari LSF RI.






