Agam, MinangkabauNews-Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, membuka secara resmi acara pancing ikan larangan di Objek Wisata Ngalau Agam Tabik, Jorong Koto Tuo, Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, Sabtu (10/7).
Kegiatan tersebut mengangkat tema, pemanfaatan Agam Tabik sebagai cadangan dalam pembangunan melalui partisipasi masyarakat yang berkeadilan, partisipatif dan sesuai dengan kearifan lokal.
Ketua panitia pancing ikan larangan, Iskandar mengatakan, ikan larangan tersebut merupakan inisiasi dari seluruh unsur masyarakat Koto Tuo dalam menciptakan kemandirian di tengah masyarakat.
Sebelumnya di Agam Tabik tersebut terdapat sebuah goa yang menjadi tempat mata pencaharian masyarakat setempat, yaitu dengan memanen sarang bulung walet.
“Namun sekarang sarang walet itu, sudah tidak ada lagi. Oleh sebab itu, dengan adanya program ikan larangan, semoga dapat membangkitkan potensi Agam Tabik dengan prospek yang baru, yaitu sebagai objek dan tujuan wisata,” ujarnya.
Dijelaskan, nantinya hasil dari pancing ikan larangan ini selain dimasukkan ke dalam kas, juga akan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat kepentingan umum, serta pembangunan dan pengembangan nagari kedepannya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi mengapresiasi masyarakat Jorong Koto Tuo, khususnya kepada para generasi muda, karena telah memulai dan memanfaatkan potensi yang ada di Nagari.
Menurutnya, potensi pariwisata di nagari terutama di Ngalau Agam Tabik sangat besar, karena memiliki sungai bawah tanah dan gua alami dengan stalaktit dan stalagmit yang memukau.
“Potensi yang masih tersembunyi dan belum tergarap maksimal itu bisa menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan jika dikelola dan dipromosikan dengan baik,” ujarnya.
Dijelaskan, untuk mengembangkan potensi di nagari, memang diperlukan peran dari generasi muda.
“Karena anak muda yang memiliki ide-ide kreatif dan inovatif, dapat mendukung perkembangan sektor pariwisata di nagari,” jelasnya.
Meskipun demikian, jelasnya, generasi muda tidak bisa dibiarkan sendiri, harus didukung penuh oleh semua pihak, mulai dari niniak mamak, bundo kanduang hingga perangkat nagari, agar hasilnya bisa maksimal dan tetap sesuai dengan kearifan lokal.
Mahyeldi yakin, nilai-nilai kebersamaan itu masih kental di tingkat Nagari. Itu harus tetap dipertahankan bahkan dibangkitkan kembali supaya potensi Nagari bisa tergarap dengan baik.
Pada kesempatan itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi, didampingi Bupati Agam, Dr Andri Warman, camat, dan lainnya.