Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Sumbar Gelar Program Pesantren Ramadhan di Lapas Perempuan Padang Berhasil Tingkatkan Spiritualitas Warga Binaan

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumatera Barat sukses menyelenggarakan Program Pesantren Ramadhan di Lapas Perempuan Kelas II B Anak Air, Padang.

Kegiatan yang berlangsung selama dua pekan (5-19 Maret 2025) ini bertujuan memperkuat aspek spiritual warga binaan melalui serangkaian pembinaan keagamaan.

Selama program, peserta diajak melaksanakan shalat Dhuha berjamaah, menghafal surat pendek Al-Qur’an, serta mengikuti pemaparan materi seputar tata cara ibadah wajib, sunnah, dan praktik puasa. Pada acara penutupan, digelar lomba hafalan surat pendek yang diikuti 18 peserta. Enam warga binaan berhasil meraih posisi juara utama dan harapan, sementara seluruh peserta serta undangan mendapat hadiah apresiasi.

Yulidasni, Kasi Pembinaan Lapas Perempuan Kelas II B, menyampaikan apresiasi atas inisiatif PWA Sumbar dalam mendukung peningkatan kualitas spiritual penghuni. “Kami berharap sinergi ini terus berlanjut ke depannya. Kegiatan ini sangat berdampak positif bagi perkembangan mental dan spiritual mereka,” ujarnya.

Pesantren Ramadhan yang digelar Majelis Tabligh dan Ketarjihan PW Aisyiyah Sumbar di Lapas Perempuan II B Padang.

Sebagai bentuk komitmen berkelanjutan, Bunda Mulyati Jabir, perwakilan senior Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Sumbar, menegaskan bahwa program pembinaan rutin telah dilakukan sejak 2011, baik selama Ramadhan maupun di luar bulan suci. “Ini adalah upaya kami untuk menguatkan keimanan dan memberikan bekal kehidupan bagi warga binaan,” jelasnya.

Acara penutupan dihadiri 10 perwakilan Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Sumbar, dengan Bunda Jusmawati selaku Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan PW Aisyiyah Sumbar menutup kegiatan pesantren Ramadhan tersebut. Lomba hafalan dinilai oleh tiga juri dari tim Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Sumbar, yakni Bunda Mulyati Jabir, Sismarni, dan Nurhelmi, serta dipandu oleh Lisna Sandora sebagai moderator.

Melalui program ini, diharapkan warga binaan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk membangun kehidupan lebih baik setelah bebas, sekaligus menjadi modal integrasi sosial di masyarakat.

Related posts