MINANGKABAUNEWS.COM, JAKARTA –Peristiwa gempa 25 Februari 2022 di Pasaman Barat masih meninggalkan trauma anak-anak.
Relawan Muhammadiyah menggambarkan peristiwa kepada Komisioner KPAI Jasra Putra. Peristiwa gempa saat di sekolah itu masih membekas, karena kepanikan yang luar biasa anak anak. Mereka terinjak injak akibat kondisi menahan guncangan hingga terjatuh yang berakibat terinjak injak saling menyelematkan diri.
“Kurang lebih 50 guncangan pasca Gempa masih berlanjut. Berbagai laporan dan peristiwa akibat dampaknya mulai rumah hancur, saudara meninggal, dan lumpur gas yang muncul, telah membuat khawatir warga,” kata Jasra
“Mereka butuh penguatan, agar dapat melihat fenomena ini secara baik. Meski kondisi sangat memprihatinkan, kita berharap keluarga dan anak anak tidak khawatir, segera mendapatkan penguatan dan kapasitasi. Agar dapat menyikapi fenomena alam ini dengan baik. Tentu saja evakuasi menjadi pilihan yang utama saat ini, agar masa tanggap darurat 14 hari benar benar berlangsung dengan baik,” tutur Jasra
Dirinya menghimbau para orang tua untuk tetap fokus, memperhatikan anak anak, agar tidak menjadi korban lanjutan pasca gempa. Kita belajar kehidupan di pengungsian yang sangat membutuhkan berbagai pihak. Agar di hari hari pertama ini, bisa lebih fokus pada pemulihan jiwa yang trauma paska peristiwa.
Jasra Putra putra Minang yang berasal dari Pasaman Barat, yang menjabat di KPAI, sejak peristiwa langsung dilaporkan saudara saudaranya di kampung. Dan berusaha merujuk kepada pihak pihak yang berwenang. Koordinasinya dengan relawan Muhammadiyah sampai sekarang juga terus berlangsung, agar anak anak dapat terjaga kebutuhannya, di tengah tanggap darurat.
Anak anak perlu perhatian khusus, sejak mitigasi bencana di hari pertama peristiwa. Mereka mendapat perhatian khusus dari relawan Muhammadiyah. Seperti penyediaan kebutuhan esensial anak.
