MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi mewacanakan untuk mengganti nama Masjid Raya Sumbar sebagai ikon wisata halal provinsi itu menjadi Masjid Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Sejumlah kalangan angkat bicara terhadap wacana tersebut salahsatunya Ketum MUI Sumbar.
Ketum MUI Sumbar, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa mengatakan Histori panjang dan rekam jejak dalam proses pembangunan Masjid Raya Sumbar dengan MUI tidak bisa diabaikan begitu saja bahkan sejak periode Gubernur Gamawan Fauzi.
“Kalau memang nama Syaikh Ahmad Khatib Alminangkabawi itu dipakai pengganti masjid Raya Sumbar. Tentunya MUI Sumbar berterima kasih. Tetapi janganlah menghilangkan jejak historis karena MUI Sumbar juga melalui proses ketika itu dalam mengusulkan nama tersebut,” Jelas Buya Gusrizal.
Buya Gusrizal menjelaskan Masjid Raya Sumbar itu dulu diusulkan namanya memakai nama “Syaikh Ahmad Khathib al-al-Minangkabawy” oleh MUI Sumbar ketika pertama kali masa Ketum MUI Sumbar Buya Nasrun Harun dan buya Guzrizal waktu itu menjabat ketua bidang fatwa.
Bahkan MUI Sumbar telah langsung berbicara dengan keturunan Syaikh Ahmad Khathib di Jeddah dalam suatu acara di sekolah binaan DR. Eliwarti Maliki.
Waktu itu MUI Sumbar mendampingi Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi dalam acara temu ramah dengan perantau Minang di Saudi Arabia.
Kata Buya Gusrizal, Jadi kalau memang nama Syaikh Ahmad Khatib Alminangkabawi dipakai, MUI Sumbar tentu berterima kasih, tapi janganlah menghilangkan jejak historis karena MUI Sumbar juga melalui proses ketika itu dalam mengusulkan nama tersebut.
Buya Gusrizal menyampaikan Seharusnya Pemprov Sumbar menelusuri kembali ke belakang tentang runut peristiwa pembangunan Masjid Raya Sumbar itu agar jangan saling klaim.
Dua tahun tertunda peletakan batu pertama setelah design itu dimenangkan oleh model masjid yang sekarang.
Perdebatan dan cemooh bermunculan. Janganlah dihilangkan begitu saja jejak kontribusi MUI Sumbar dalam mengatasi permasalahan itu.
Bahkan kalau mau dikaji ulang ke belakang, MUI Sumbar lah yang mendampingi Gubernur untuk bertemu dengan dubes Saudi di Jakarta, kala itu dijabat Al-Khayyath.
Bahkan sampai ke IDB Jeddah, MUI Sumbar juga yang mendampingi Gubernur.
“Masih bicara rekam jejak, buya juga mengingatkan siapa yang menerima dan mendampingi al-Khayyath ketika berkunjung pasca gempa di Padang Sumbar. Bahkan asal-usul dana pembangunan kantor LKAAM yang diberikan BNPB-pun, kita tahu,” Kata Buya
Bagi MUI Sumbar, lanjut Buya, tidak masalah siapa yang punya ide dan gagasan tapi janganlah kita terbiasa menulis sejarah sesuai arahan yang berkuasa.