Masyarakat Kecewa, Sejak 2017 Embung Liang Ular Tidak Berfungsi

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.COM Tanah Datar- Pembangunan embung atau tandon air, bertujuan untuk menyediakan cadangan air dan mengantisipasi kekeringan di musim kemarau. Embung juga berfungsi mengatasi genangan yang tidak terkendali saat musim hujan.

 

Read More

Dan pembanguan embung ini, masuk pada program pemerintah RI tentang Kedaulatan Pangan pada tahun 2017 lalu, dan Nagari Tepi Selo Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar salah satu wilayah yang dianggarkan untuk pembangunan embung tersebut.

 

Namun sayang, sejak dinyatakan selesai pada tahun 2017 lalu, embung Liang Ular yang diharapkan dapat membantu pasokan air bagi petani disekitarnya, tidak bisa dimanfaatkan atau tidak berfungsi. Pembangunan yang dibiayai dari APBD daerah tahun 2017 senilai Rp 2,5 milayar (nilai HPS) itupun, menjadi sia-sia.

 

Mantan Walinagari Tepi Selo Kecamatan Lintau Buo Utara, M Natsir kepada media ini, Sabtu (28/01/23) mengakui jika untuk saat ini embung tersebut belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, pasalnya mata air yang dulunya ada dilokasi tersebut hilang.

 

“Sejak awal belum bisa dimanfaatkan, tujuannya dulu itu untuk menampung air saat musim hujan, bahkan bandar Liang Ular tidak sampai teraliri ke embung. Kemungkinan ada yang bocor, karena sudah beberapa kali terlihat diperbaiki,” ungkap M Natsir.

 

Salah seorang tokoh pemuda nagari Tepi Selo, Syawal Syahril juga membenarkan jika sejak awal ter menceritakan jika sejak tahun 2017 lalu embung yang bersamaan dengan pengerjaan jaringan irigasi Bandar Liang Ular senilai hampir Rp 2 Milyar itu tidak berfungsi.

 

“Banyak masyarakat yang merasa kecewa, embung yang diharapkan dapat membantu pasokan air bagi petani tidak dapat dinikmati, bahkan sejak tahun 2017, ada saja yang diperbaiki namun itu tidak membuat embung ini berfungsi,” ucap Syawal.

 

Ia menambahkan, awal pekerjaan embung Liang Ular ini, pada masa jabatan almarhum bupati Irsinansyah Tarmizi yang meminta waktu itu pembangunannya harus dipercepat. Dan katanya, awal pekerjaan saat itu ada kendala masalah lahan.

 

“Tapi bagaimana penyelesaiannya, kami tidak tahu. Dan kami sangat berharap, agar embung ini bisa menjadi peehatian pihak terkait untuk mencarikan solusi agar bisa segera dimanfaatkan,” ungkap Syawal.

 

Sementara itu, Kabid PSDA PUPR Kabupaten Tamah Datar Alhadi saat dikonfirmasi awak media, menyebutkan jika bagaimana dan siapa kontraktor pelaksananya, ia tidak mengetahui, karena saat itu bukan dirinya sebagai Kabid PSDA.

 

“Memang ada beberapa kali dianggarkan biaya untuk perawatan, namun entah apa kendalanya, saya kurang paham. Mungkin bisa konfirmasi dengan Kabid lama atau pak kadis,” sebut Alhadi. (Sis/tim)

Related posts