MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Barat memperkuat kontribusinya dalam isu ketahanan pangan melalui peluncuran Gerakan Lumbung Hidup, sebuah program pemberdayaan komunitas berbasis rumah tangga. Inisiatif ini diluncurkan bertepatan dengan peringatan Milad ke-108 Aisyiyah, Sabtu (21/6), di Aula PWA Sumbar, Padang.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, yang menyambut baik keterlibatan Aisyiyah dalam penguatan ketahanan pangan berbasis masyarakat. “Gerakan ini sejalan dengan visi Kota Padang dalam membangun masyarakat yang mandiri secara pangan dan ekonomi,” ujarnya.
Acara utama milad dirangkai dalam bentuk Seminar Literasi Ketahanan Pangan, kolaborasi antara MEK dan Majelis Kesehatan PWA Sumbar. Seminar menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, antara lain Dr. Herlin Sridiani, M.Kes, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan KB (DP3APPKB) Kota Padang sebagai keynote speaker, Derry Swasti, SP dari Dinas Pangan Kota Padang, Rosmadeli dari Dinas Kesehatan Kota Padang, serta Prof. Netty Suharti, pakar herbal dari Universitas Andalas.
Ketua MEK PWA Sumbar, Siti Hadjir Samiek, menegaskan bahwa Gerakan Lumbung Hidup merupakan bagian dari visi Qaryah Thayyibah, yaitu desa mandiri berbasis ekonomi dan gizi keluarga. “Kami ingin setiap rumah tangga menjadi sentra produksi pangan dan herbal. Ini bagian dari sekolah wirausaha perempuan yang selama ini kami jalankan,” jelasnya.
Dr. Herlin dalam paparannya menekankan pentingnya peran perempuan dalam menciptakan ketahanan keluarga secara menyeluruh. “Program ini menyentuh akar persoalan: perempuan, pangan, dan generasi masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Netty menambahkan, “Kita harus berani menjadi produsen herbal sendiri, tidak tergantung obat-obatan kimia. Kita juga sudah membangun komunikasi dengan BPOM dan kalangan akademik untuk standarisasi.”
Model Lumbung Hidup telah berjalan di sejumlah titik, termasuk Kampung Lalang, Kayu Gadang (PCA Pauh IX). Program ini memanfaatkan lahan sempit pekarangan rumah sebagai lumbung pangan produktif dan tanaman obat keluarga (TOGA).
Sebagai langkah penguatan program, PWA Sumbar juga mendorong pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) di berbagai daerah untuk menopang ketahanan ekonomi rumah tangga secara kolektif dan berkelanjutan.
Acara Milad juga dimeriahkan oleh bazar pakaian layak pakai, hasil donasi yang seluruh keuntungannya didedikasikan untuk bantuan kemanusiaan Palestina, bekerja sama dengan Lazismu. Kegiatan ini menjadi simbol solidaritas Aisyiyah terhadap isu global melalui aksi nyata berbasis komunitas lokal.






