MINANGKABAUNEWS.COM, MENTAWAI – Memperingati Hari Pencegahan Tenggelam Dunia yang jatuh pada 25 Juli 2025 setiap tahunnya, Balawista dan Akuatik Kepulauan Mentawai Sumatera Barat gelar kegiatan dan simulasi cara bertahan hidup di atas air tanpa alat.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah pegiat wisata dan pelaku penyelamatan orang tenggelam yang tergabung dalam Balawista dan Akuatik. Dan bertempat di kawasan wisata pantai Mapaddegat. Saptu (26/07/2025)
Ketua Pengcab Akuatik Kepulauan Mentawai Sumatera Barat Parlin Siahaan mengatakan, kegiatan simulasi cara bertahan hidup diatas air tanpa alat perlu dipraktekkan secara terus menerus agar bisa dilakukan dimana pun dan peserta dapat memberikan ilmu ini kepada masyarakat banyak.
Parlin menyebutkan, teknik ini dinamakan Uitemate yang diambil dari Bahasa Jepang dan diaplikasikan dalam penyelamatan. Uitemate adalah teknik mengapung di air yang dikembangkan untuk membantu orang yang tidak bisa berenang bertahan hidup saat berada di air, terutama dalam kondisi darurat seperti kecelakaan atau bencana alam, terangnya.
Teknik ini mengandalkan prinsip mengapung pasif sambil menunggu bantuan, dan berasal dari bahasa Jepang: “Uite” (mengapung) dan “Mate” (menunggu).
Diketuai, Uitemate dikembangkan oleh Profesor Hidetoshi Saito dari Universitas Teknologi Nagaoka, Jepang, pada tahun 2000. Teknik ini terinspirasi dari pengamatan bagaimana daun mengapung di air dan telah terbukti efektif dalam menyelamatkan nyawa.
“Poin-poin penting tentang Uitemate dengan tujuan membantu orang yang tidak bisa berenang untuk bertahan hidup di air saat kondisi darurat”, ujar Parlin.
“Dengan teknik Uitemate bermanfaat meningkatkan kemungkinan selamat saat berada di air dalam kondisi darurat”, tambanya.
Penerapannya pun dapat diajarkan sebagai bagian dari pelatihan mitigasi bencana dan keterampilan dasar keselamatan air. (Tirman)
