MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengungkapkan dua tantangan utama yang akan dihadapi para tokoh agama di masa depan, yakni perubahan otoritas keagamaan dan peran agama yang kian sering dianggap sebagai solusi sementara atau “pemadam kebakaran.”
“Ini adalah tantangan yang perlu dipersiapkan oleh para tokoh agama ke depan,” ujar Nasaruddin dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual pada dialog “Peran Tokoh Agama dalam Merawat Kerukunan dan Menjaga Kelestarian Alam” di Jakarta, Senin.
Menag menjelaskan bahwa tantangan bagi para tokoh agama semakin kompleks. Jika dulu masyarakat cenderung langsung menerima pesan dari kitab suci dan nasihat para pemuka agama, saat ini otoritas agama tak lagi otomatis diakui. Berbagai sumber lain turut memengaruhi masyarakat dalam mendefinisikan kebenaran dan kebaikan.
“Di masa lalu, apa yang disampaikan ulama dan tokoh agama segera diikuti. Namun sekarang, meskipun kebenaran yang diajarkan agama dan tokoh agama masih tetap kuat, hal itu tidak selalu diterima oleh masyarakat,” ungkapnya.
Menag menambahkan bahwa situasi ini menyebabkan jarang munculnya nilai-nilai yang diyakini benar dalam masyarakat. Sebaliknya, terkadang yang tidak sesuai dengan prinsip intelektual dan keagamaan justru lebih diterima.
Tantangan kedua, lanjut Nasaruddin, adalah kecenderungan para tokoh agama hanya diundang untuk menyelesaikan masalah atau akibat, bukan dilibatkan dalam diskusi penyebab yang mendasari masalah tersebut. “Bagaimana mungkin mereka menyelesaikan akibat jika tidak terlibat dalam membahas akar penyebabnya?” ujarnya.
Ia berharap tokoh agama tidak hanya dijadikan sebagai “pemadam kebakaran” yang datang menyelesaikan akibat tanpa dilibatkan dalam merumuskan solusi mendasar. “Penting juga bagi kita sebagai tokoh agama untuk introspeksi, mengapa ada jarak antara nilai agama dan kehidupan masyarakat saat ini,” jelasnya.
Menag mengajak semua pihak untuk melakukan evaluasi mendalam agar nilai-nilai agama dapat berperan lebih aktif dalam membimbing kehidupan masyarakat. “Saya yakin, semakin dalam pemahaman kita akan agama, semakin damai masyarakat kita,” tutupnya. (ANTARA)