Meski di Pinggir Jalan Nasional, SMP N 1 2X11 Enam Lingkung Tetap Adem dan Asri

  • Whatsapp

“Silakan,,, silakan masuk. Saya cuci tangan sebentar,” kata Kepala SMPN 1 Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Padang Pariaman pagi menjelang siang itu ketika menyambangi sekolah yang berada di pinggir jalan negara Padang-Bukittinggi itu awal Februari 2022 lalu.

Bu Yulnalita, nama pimpinan sekolah ini. Siapapun yang berkomunikasi dengan beliau, pasti akan dapat menyimpulkan bahwa orangnya ramah dan terbuka. Termasuk dalam mengelola sekolah yang akan melahirkan generasi penerus masa mendatang.

“Beginilah kita setiap hari,” tukas Yulnalita saat memasuki ruangannya sendiri. “Rata-rata satu jam sehari kami goro membersihkan,” lanjutnya. Kami?

“Ya, kami, beberapa guru bersama pegawai tatausaha dan anak-anak yang mendapat sanksi terlambat datang atau tidak mengerjakan tugas.

Pantasan. Suasana asri selau terjaga di sekolah ini, di tengah hiruk pikuk dan lalu lalang kendaraan di jalan nasional. Suasana yang bertolak belakang alias kontradiktif. Meskipun panas menyengat, akan terasa adem dan sejuk ketika sudah memasuki areal sekolah menengah tertua di kecamatan 2×11 Enam Lingkung.
Usai melewati gerbang, kita sudah disambut taman yang rindang.

Ada pula gazebo di tengah taman nan hijau. Aneka macam tumbuhan pelindung tampak subur. Terawat rapi. Hal yang tak jauh berbeda juga dapat dirasakan di halaman dalam. Tempat upacara digelar setiap Senen.

 

Di seluruh halaman lokal suasana kerindangan tercipta. Betul-betul nyaman dan rapi. Tentu saja, suasana yang nyaman sangat mendukung proses belajar menjadi nyaman pula, termasuk membentuk karakter anak didik yang akan menjadi pemimpin masa depan.

 

Solgan bahwa rapi dan kerapian melambangkan pribadi dan kepribadian benar adanya.

Lingkungan yang ramah, membuat seluruh siswanya juga ramah. Tak hanya pada Bapak dan Ibu Guru yang merupakan orangtuanya, tapi juga kepada siapa saja yang berkunjung.

Fitra Yett, guru Bahasa Inonesia kepada kami mengakui kalau soal tata krama dan menghormati setiap tamu selalu disampaikan kepada seluruh siswa. Sehingga pengelolaan manajemen sekolah terasa sudah seperti keluarga saja. Mulai dari kepala sekolah hingga siswa dan orangtuanya. “Penuh kekeluargaan dan keterbukaan,” kata Fitra.

Saling terbuka ini kata Fitra memang sudah disampaikan Kepsek Yulnalita sejak masuk ke sekolah ini beberapa tahun silam.

 

“Kritik, saran dan masukan disampaikan secara terbuka tanpa sungkan. Karena dengan saling terbuka, mengatasi masalah akan lebih gampang dan mudah. Tak jarabng, banyak persoalan disebabkan oleh komunikasi yang tersumbat,” rinci Fitra.

Setelah lima tahun berlalu, Kepsek Yulnalita masih punya sebuah obsesi yang belum tercapai. Adalah membuat pentas seni untuk aktifitas kesenian para siswa. Karena dengan seni, menjalani hidup akan terasa lebih indah.

 


Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Minangkabaunews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Related posts