MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Ahad siang, 2 November 2025, suasana di lokasi kebakaran Jalan Pemancungan, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan terasa berbeda. Wajah-wajah lelah para korban kebakaran yang tiga minggu lalu kehilangan rumah mereka, kini sedikit berbinar. Majelis Taklim Indonesia (MTI) Kota Padang datang, tidak hanya membawa bantuan material berupa bantuan uang tunai 22 juta rupiah lebih. Selain itu juga diserahkan mukena dari MTI Padang Barat dan barang pecah belah dari MTI Padang Timur, mukena dan barang pecah belah, tetapi juga kehangatan dan harapan.
Lanjutnya, Sumbangan dikumpulkan dari pelaksanaan pengajian di 11 MTI kecamatan se-Kota Padang. Dari awal MTI kecamatan Padang Selatan merupakan titik terjadinya kebakaran, juga sebagian jamaahnya, telah terlebih dahulu memberikan bantuan. Kemudian disusul MTI Kecamatan Koto Tangah datang untuk berbagi.
Dr. Rosniati Hakim M.Ag, Ketua MTI Kota Padang, tampak menyalami satu per satu dari 36 Kepala Keluarga yang hadir. Di sampingnya, Latifah Nasrul, Ketua MTI Kecamatan Padang Selatan, turut mendampingi penyerahan bantuan. Syofyan, Lurah Pasa Gadang, juga hadir memfasilitasi acara tersebut.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,” ucap Dr. Rosniati mengutip Surah Al-Baqarah ayat 155, membuka kunjungannya dengan penuh khidmat.
Suaranya bergetar saat melanjutkan, “Kami sangat berduka mendalam atas musibah yang menimpa saudara-saudara kami di Kelurahan Pasa Gadang. Kebakaran yang terjadi pada 9 Oktober 2025 lalu bukan hanya merenggut harta benda, tetapi juga meninggalkan luka mendalam di hati setiap keluarga.”
Bantuan dari Hati untuk Hati
Bantuan yang diserahkan hari itu merupakan Sumbangan yang dikumpulkan dari pelaksanaan pengajian di 11 MTI kecamatan se-Kota Padang. Dari awal MTI kecamatan Padang Selatan merupakan titik terjadinya kebakaran, juga sebagian jamaahnya, telah terlebih dahulu memberikan bantuan. Kemudian disusul MTI Kecamatan Koto Tangah. Setiap kepala keluarga menerima bantuan tunai dengan jumlah yang disesuaikan berdasarkan tingkat kerusakan rumah dan status kepemilikan.
Syofyan, sang Lurah, menjelaskan dengan rinci proses penyaluran bantuan. “Bantuan yang kami berikan bervariasi, tergantung kondisi rumah dan status kepemilikannya,” katanya. “Untuk rumah yang hangus total, tentu bantuannya lebih besar. Kami juga mempertimbangkan apakah rumah tersebut milik sendiri atau kontrak. Bantuan ini sudah ditransfer ke rekening masing-masing korban sejak 14 Oktober lalu, dan hari ini kami menfasilitasi penyerahan bantuan tambahan dari MTI.”
Ia menambahkan dengan nada prihatin, “Kami tidak pernah menyangka bencana sebesar ini akan menimpa warga kami. Dalam waktu singkat, 14 rumah hangus, 36 keluarga kehilangan tempat berlindung. Ini bukan sekadar kehilangan harta benda, tetapi juga kenangan dan rasa aman yang selama ini mereka miliki.”
Mereka Tidak Sendirian
Ketua MTI Kecamatan Padang Selatan, Latifah Nasrul, yang sejak awal sudah terlibat dalam pendataan korban, terlihat berbincang hangat dengan beberapa ibu korban kebakaran. Tangannya menepuk bahu mereka, memberikan penghiburan yang tulus.
“Saya melihat air mata di mata mereka, tetapi juga ketabahan yang luar biasa,” ujar Latifah sambil menahan haru. “Mereka kehilangan rumah, kehilangan harta benda, tetapi tidak kehilangan iman. Ini yang membuat saya salut dan sekaligus terpanggil untuk membantu.”
Ketua MTI Kecamatan Padang Selatan ini melanjutkan dengan tegas, “Kami dari Majelis Taklim akan terus mendampingi mereka, tidak hanya dengan bantuan materi, tetapi juga dukungan moral dan spiritual. Kami akan pastikan mereka tidak sendirian dalam menghadapi ujian ini. Ke depan, kami akan menggelar pengajian rutin dan bimbingan konseling bagi anak-anak korban yang mengalami trauma.”
Syofyan salah satu korban yang kehilangan rumah, tidak bisa menahan tangis saat menerima bantuan. “Alhamdulillah, terima kasih banyak kepada Ibu-ibu MTI dan Bapak Lurah,” ucapnya tersendat. “Kami sudah pasrah, tidak tahu harus mulai dari mana. Tapi Allah masih sayang sama kami, masih kirim bantuan lewat tangan-tangan baik seperti ini.”
Tragedi yang Menyisakan Pelajaran
Kebakaran yang terjadi pada Kamis, 9 Oktober 2025 sekitar pukul 10.30 WIB itu memang menyisakan duka mendalam. Api yang diduga berawal dari pembakaran sampah yang merembet karena angin kencang, bergerak sangat cepat melahap rumah-rumah semi permanen yang berdiri berhimpitan.
Dalam waktu hanya 21 menit, sebanyak 14 rumah hangus total, 5 rumah lainnya terdampak sebagian. Total 36 Kepala Keluarga atau 121 jiwa kehilangan tempat tinggal. Satu orang dilaporkan mengalami luka parah. Kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Sebanyak 11-13 unit mobil pemadam kebakaran dengan 100-120 personel dikerahkan, namun akses jalan yang sempit dan permukiman padat membuat proses pemadaman menjadi tantangan tersendiri.
Dr. Rosniati menutup kunjungannya dengan pesan penuh harap, “Musibah ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya kewaspadaan dan kepedulian sesama. Mari kita jadikan ini pelajaran berharga, agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Dan kepada saudara-saudara kami yang terdampak, tetaplah sabar dan tawakal. InsyaAllah, kehidupan yang lebih baik menanti kita.”
Sore itu, jelang solat Ashar. Para korban kebakaran berjalan pulang ke tempat pengungsian dengan langkah yang sedikit lebih ringan. Di tangan mereka, selain amplop bantuan, ada harapan baru yang mulai tumbuh.






