Muhammadiyah dan Urgensi Kajian Kritis terhadap Program Vaksinasi Global

  • Whatsapp

Oleh: Buya Ki Jal Atri Tanjung
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar bukan sekadar lembaga sosial keagamaan biasa. Dalam sejarahnya yang panjang, organisasi ini selalu berada di garda depan dalam merespons persoalan keumatan dan kebangsaan, termasuk di bidang kesehatan publik.

Kini, ketika Pemerintah Republik Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan berbagai aktor global dalam program-program vaksinasi—khususnya yang didukung oleh tokoh filantropi dunia seperti Bill Gates melalui Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF)—sudah seharusnya Muhammadiyah hadir sebagai suara penyeimbang dan pengawal moral serta akademik atas dampak yang mungkin timbul.

Beberapa waktu terakhir, sejumlah ahli kesehatan dan pengamat independen menyuarakan kekhawatiran terhadap uji coba vaksin TBC (Tuberkulosis) yang melibatkan Indonesia sebagai salah satu negara penerima. Program ini dipayungi oleh konsorsium internasional, termasuk BMGF, yang meskipun dikenal berperan dalam berbagai inisiatif kesehatan dunia, namun juga tidak luput dari kontroversi.

Di berbagai forum, pertanyaan yang muncul bukan sekadar soal efektivitas vaksin, melainkan transparansi, kontrol data, mekanisme pengawasan, hingga kemungkinan adanya conflict of interest yang tidak terlihat oleh publik. Negara-negara berkembang, seperti Indonesia, sering kali menjadi ladang uji coba dari teknologi medis yang belum tentu memiliki standar etika dan pengawasan seketat negara asalnya.

Muhammadiyah tentu tidak menolak perkembangan sains dan teknologi medis. Bahkan, Muhammadiyah adalah pelopor rumah sakit dan layanan kesehatan berbasis keislaman terbesar di Indonesia. Namun, prinsip kehati-hatian (prudential ethics) dan kejelasan landasan kebijakan publik merupakan keniscayaan dalam menjaga kedaulatan bangsa atas tubuh rakyatnya sendiri.

Dalam konteks inilah, saya mengusulkan agar Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan kajian ilmiah khusus terkait kerja sama vaksinasi global di Indonesia, termasuk keterlibatan Bill Gates dan lembaga-lembaganya. Kajian ini harus melibatkan para pakar dari berbagai disiplin ilmu: kesehatan masyarakat, epidemiologi, bioetika, hukum kesehatan, hingga politik internasional.

Tujuannya bukan untuk membangun kecurigaan membabi buta, melainkan untuk menyusun posisi yang berbasis ilmu pengetahuan (science-based policy advice) dan nilai-nilai Islam. Muhammadiyah memiliki semua prasyarat itu: rumah sakit, fakultas kedokteran, pusat riset, dan tokoh-tokoh akademik yang kredibel.

Jika Indonesia saat ini menjadi tempat uji coba vaksin TBC yang bahkan masih dalam tahap riset klinis, maka penting untuk memastikan bahwa rakyat Indonesia tidak menjadi korban eksperimen yang tidak transparan. Persetujuan yang diberikan negara bukan berarti diamnya masyarakat sipil—justru dalam demokrasi, suara masyarakat sipil harus lebih nyaring saat menyangkut keselamatan publik.

Muhammadiyah sebagai organisasi besar dengan jutaan anggota dan simpatisan, serta jaringan pendidikan dan kesehatan yang tersebar di seluruh pelosok negeri, memiliki posisi strategis dan legitimasi moral untuk menyuarakan keprihatinan serta alternatif kebijakan.

Kita tidak boleh terjebak dalam political correctness yang membungkam daya kritis. Program-program besar bertajuk filantropi global, seperti yang dipimpin Bill Gates, harus dikaji bukan hanya dari sisi retorika manfaat, tetapi juga melalui lensa kedaulatan, etika, dan kepentingan jangka panjang bangsa Indonesia.

Sebagai negara yang memiliki kekayaan hayati, sumber daya manusia, serta pengalaman panjang dalam menghadapi berbagai krisis kesehatan, Indonesia tidak semestinya menjadi objek eksperimen. Muhammadiyah, dalam semangat tajdid dan khidmat untuk umat, harus berani menjadi bagian dari gerakan nasional menyuarakan perlindungan terhadap generasi mendatang.

Kita hidup dalam dunia yang semakin saling terkoneksi, tetapi juga penuh kompleksitas. Di tengah pusaran kekuatan global dan kepentingan ekonomi yang menyelimuti banyak aspek kehidupan, bangsa Indonesia perlu penjaga yang waspada. Dalam hal ini, Muhammadiyah bukan hanya penjaga akidah dan syariah, tetapi juga penjaga nilai-nilai kemanusiaan dan kedaulatan bangsa.

Kajian kritis terhadap keterlibatan aktor global dalam program vaksinasi bukanlah sikap anti-ilmu, tetapi bagian dari tanggung jawab moral untuk menjaga umat dari kemungkinan mudarat yang lebih besar. Semoga suara ini menggugah nalar dan nurani kolektif kita, bahwa keselamatan bangsa harus menjadi prioritas di atas segala bentuk kerja sama.

Related posts