Muhammadiyah Sumbar Keluarkan Edaran tentang Salat Iftitah, Beri Arahan Seluruh Mubaligh dan Pengurus Masjid dan Mushala Muhammadiyah, Inilah Ketentuannya

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Berdasarkan Buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) cetak III yang dicetak ulang pada bulan Oktober 2009 dalam Kitab Shalat-shalat Tathawwu’ tentang Salat Lail hal. 344-359. Menindaklanjuti maklumat tersebut, melalui PW Muhammadiyah Sumbar mengeluarkan Edaran Nomor 152/EDR/II.0/E/2023 tentang Panduan salat Iftitah sebelum Salat Tarwih.

Edaran ini memuat informasi mengenai panduan pelaksanaan salat Iftitah sebelum Salat Tarwih.

Dalam rangka penyesuaian dan pengamalan Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah tentang Rangkaian Ibadah Ramadhan, kami sampaikan bahwa ada salah satu ibadah shalat yang belum dilaksanakan secara merata di Masjid/Mushalla Muhammadiyah, yaitu: salat iftitah, shalat 2 (dua) raka’at yang dikerjakan sebelum pelaksanaan salat Malam atau Tarawih.

Referensi Putusan Tarjih tentang shalat ini terdapat dalam banyak tempat, di antaranya sebagai berikut:

Pertama, Buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) cetak III yang dicetak ulang pada bulan Oktober 2009 dalam Kitab Shalat-shalat Tathawwu’ tentang Salat Lail hal. 344-359.

Kedua, Buku Tanya Jawab Agama jilid 1 cetak VII hal. 91 dalam pertanyaan Salat Iftitah dalam Salat Lail.

Ketiga, Buku Tanya Jawab Agama jilid 3 cet | hal. 134-142 dalam pertanyaan Salat Iftitah dalam Salat Lail.

Keempat, Buku Tanya Jawab Agama jilid 4 cet II hat. 150 152 dalam pertanyaan Doa Salat Iftitah, Shalat Iftitah jahr atau Sir, Salat Ifitah Berjamaah”.

Kelima, Buku Tanya Jawab Agama jilid 5 cet I hal. 62 dalam pertanyaan Salat Iftitah.

Keenam, Majalah Suara Muhammadiyah No.17/Th. Ke-92/1-15 September 2007, 18 Syakban – 3 Ramadhan 1428 dan No.18/Th. Ke-92/16-30 September 2007, 4-18 Ramadhan 1428 dalam Rubrik Tanya Jawab Agama dalam pertanyaan Salat Lail, Salat Iftitah dan Doa Iftitah dalam Qiyamul Lail bagian (1) dan (2).

Untuk itu, kami mengajak Pengurus Masjid dan Mushalla Muhammadiyah dan Ustadz/Buya para Imam Salat Tarawih dan atau Salat Malam untuk melaksanakan Shalat Hftitah terlebih dahulu secara berjama’ah sebelum melaksanakan kedua shalat tersebut. Pelaksanaannya sebanyak 2 (dua) rakaat, diawali dengan Takbiratul Ihram, kemudian membaca Surat Al-Fatihah, lalu ruku’, i’tidal dan sujud. Berlanjut untuk raka’at kedua seperti itu, sampai ditutup dengan salam.

Sebelum mengerjakan Qiyam Ramadan, disunahkan mengerjakan salat sunat dua raka‘at ringan (Salat Iftitah). Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad saw: “Dari Abu Hurairah dari Nabi saw, (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Jika salah satu di antara kamu mengerjakan qiyamul-lail, hendaklah ia membuka (mengerjakan) salatnya dengan salat dua rakaat ringan.” [HR. Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud].

Salat Iftitah dapat dikerjakan secara berjamaah sesuai dengan salat tarawih yang sebaiknya dikerjakan secara berjamaah. Dasarnya adalah hadis Nabi Muhammad saw:

“Diriwayatkan dari Makhramah bin Sulaiman sesungguhnya Kuraib hamba ibnu Abbas telah menceritakan bahwa dirinya berkata: Saya bertanya kepada Ibnu Abbas, bagaimana salat Rasulullah saw pada malam hari dimana saya bermalam di tempatnya sedang beliau (Rasulullah) berada di tempat Maimunah. Beliau tidur, lalu sampai waktu telah memasuki sepertiga malam atau setengahnya beliau bangun dan menuju ke griba (wadah air dari kulit) kemudian beliau berwudlu dan aku pun berwudlu bersama beliau, lalu beliau berdiri (untuk melakukan salat) dan aku pun berdiri di sebelah kirinya, maka beliau menjadikan aku berada di sebelah kanannya, kemudian beliau meletakkan tangannya di atas kepalaku, seolah-olah beliau memegang telingaku, seolah-olah beliau membangunkanku, kemudian beliau salat dua rakaat ringan-ringan, beliau membaca ummul-Qur’an pada setiap rakaat, kemudian beliau mengucapkan salam sampai beliau salat sebelas rakaat dengan witirnya, kemudian beliau tidur. Maka sahabat Bilal menghampirinya sambil berseru; waktu salat wahai Rasulullah, lalu beliau bangkit (bangun dari tidurnya) dan salat dua rakaat, kemudian memimpin salat orang banyak.” [HR Abu Dawud, kitab as-Salat, bab fi salat al-Lail, hadis no. 1157].

Salat iftitah dilakukan dengan cara:

1. Pada rakaat pertama setelah takbiratul-ihram membaca doa iftitah:

سُبْحَانَ اللهِ ذِى الْمَلَكُوْتِ وَالْجَبَرُوْتِ وَالْكِبْرِيَاء وَالْعَظَمَةِ

“Subhanallah dzil malakuti wal jabaruti wal kibriya-i wal- ‘adzamah”

Dasarnya adalah hadis Nabi saw:

“Diriwayatkan dari Hudzaifah bin al-Yaman ia berkata: Aku pernah mendatangi Nabi saw pada suatu malam. Beliau mengambil wudlu kemudian salat lalu aku menghampirinya dan berdiri di sebelah kirinya lalu aku di tempatkan di sebelah kanannya, kemudian beliau bertakbir dan membaca: Subha-nallah dzil malakuti wal-jabaruti wal-kibriya-i wal-‘adzamah.” [HR. ath-Thabrani dalam kitab al-Ausath dengan mengatakan bahwa perawinya orang terpecaya, juz 1: 107].

2. Pada rakaat yang kedua hanya membaca al Fatihah saja. Berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah : Bahwa Rasulullah saw bersabda:”Jika seorang diantaramu salat di waktu malam, maka hendaklah ia membuka/memulai dengan salat dua rakaat singkat” [HR. Muslim, Abu Dawud, Ahmad].

3. Setelah selesai melaksanakan salat iftitah berjamaah lalu mengerjakan salat Tarawih.

Related posts