MINANGKABAUNEWS.COM, PADANG – Musyawarah Daerah (Musda) Provinsi VII Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumatera Barat yang diselenggarakan di Pangeran Beach Hotel Padang, Selasa (13/12) berjalan lancar dan sukses.
Dalam gelaran Musda tersebut, Rina Pangeran terpilih menjadi nahkoda APINDO SUMBAR untuk masa bakti 5 tahun kedepan.
Ketua terpilih Rina Pangeran dalam sambutannya, ini adalah tugas baru penuh tantangan, dunia dan lingkungan baru baginya. Harus cepat belajar, mengenai tugas dan program APINDO.
“Ini adalah dunia baru dan lingkungan baru bagi saya yang penuh tantangan karna harus memperjuangkan hak-hak kita sebagai pengusaha sesuai dengan perkembangan investasi dan dunia usaha, dan terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja, maka dari itulah yang menjadi perjuangan kita bersama”, tutur Rina.
Rina juga menambahkan, “Semoga kerjasama dari teman-teman pengurus semoga menjadi tim yang solid, dan semoga bulan depan kita sudah merampungkan susunan kepengurusan baru. Insya Allah kita bisa bersama mengemban tugas ini dengan baik,” tutup Rina.
Rina Pangeran dalam menyusun kepengurusan dibantu oleh 4 orang mide formatur. Muzakir Aziz, Dt. Mulia Ketua sebelumnya, Muhammad Arif Ketua Apindo Kota Padang, Deny Gustiar Ketua Apindo Kabupaten Agam dan Musperi Rauf, Anggota Luar Biasa.
Dikesempatan yang sama Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APINDO Bidang organisasi, keanggotaan dan pemberdayaan daerah Adi Mahfud Z memberikan ucapan selamat kepada Rina Pangeran sebagai Ketua terpilih dan adi yakin Rina Pangeran bisa mengnahkodai Apindo Sumbar sampir akhir periode.
“Ucapan selamat kepada ketua terpilih Rina Pangeran, dan saya sanagat percaya walaupun yang mengnahkodai APINDO Sumbar ini perempuan tetapi Insyaallah Rina akan mengnahkodai seperti Pangeran sesuai dengan namanya, saya juga berpesan kepada formatur terpilih. Pertama segera bangun bisnis mapping, sejauh mana potensi yang ada di Sumbar, dan lalu di mecingkan di nasional”, ungkap Adi.
Lanjutnya, “Klasifikasikan usaha besar, menengah, kecil /UMKM. Peta sumbar yang memiliki potensi harus ada datanya. Kedua Tata kelola kesekretariatan. Ketiga buat program prioritas, tidak semua bisa dilaksanakan. Tidak bisa sendiri, harus bisa kolaborasi, dengan seluruh lembaga,” tutup Adi.(Mj)






