MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Pagi yang seharusnya cerah berubah menjadi mimpi buruk bagi warga Pasar Baru, Padang. Jumat (28/11/2025) sekitar pukul 09.00 WIB, banjir bandang tiba-tiba melanda kawasan ramai ini, mengubah jalan raya menjadi sungai yang mengalir deras.
Hendra, salah seorang warga Pasar Baru yang menyaksikan langsung kejadian ini, masih tak percaya dengan apa yang menimpa kampungnya. “Ini bencana terburuk dalam 30 tahun terakhir. Belum pernah saya lihat jalan di Pasar Baru seperti sungai dengan lebar mencapai 50 meter,” ujarnya dengan nada prihatin.
Banjir setinggi lutut orang dewasa merendam Jalan Raya Pasar Baru hingga kawasan Kampus Unand. Kendaraan kesulitan melintas, bahkan banyak yang terpaksa berhenti karena khawatir mesin terendam. Kemacetan panjang pun tak terhindarkan, membentang puluhan meter di sepanjang ruas jalan utama tersebut.
Bencana ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur Padang sejak dini hari, menyebabkan Sungai Batu Busuak meluap ke pemukiman warga. Namun, faktor alam bukan satu-satunya penyebab.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang, Hendri Zulviton, mengungkapkan fakta mengejutkan di balik banjir ini. “Saluran pembuangan air menuju laut tersumbat penuh oleh tumpukan kayu, daun, dan sampah dari hulu sungai. Akibatnya, air tidak bisa mengalir dan meluap ke jalan,” jelasnya saat dihubungi wartawan.
Beruntung, respons cepat dari berbagai pihak membantu mengatasi situasi darurat tersebut. Petugas dari Kelurahan, Kecamatan, Satpol PP, dan BPBD langsung bergerak melakukan gotong royong membersihkan sumbatan di saluran air.
“Alhamdulillah, setelah beberapa jam bekerja keras, air sudah mulai surut dan arus lalu lintas berangsur normal,” ujar Hendri dengan lega.
Namun, Hendri memberikan peringatan keras kepada masyarakat. Dengan curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, risiko banjir susulan masih mengintai. “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas atau mendirikan rumah di bantaran sungai. Ini sangat berbahaya,” tegasnya.
Banjir Pasar Baru ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja, terutama saat musim hujan. Kombinasi antara faktor alam dan kelalaian manusia dalam menjaga kebersihan saluran air telah mengakibatkan kerugian dan kepanikan di tengah masyarakat.






