Pasca Bencana, Kunjungan Wisata Kuliner di Payakumbuh Menurun, Wisatawan Malaysia Tunda Kedatangan

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PAYAKUMBUH — Kunjungan wisatawan ke Kota Payakumbuh mengalami penurunan pasca bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang sempat memutus sejumlah akses jalan utama di Sumatera Barat. Kondisi tersebut berdampak pada sektor pariwisata, khususnya wisata kuliner yang selama ini menjadi salah satu daya tarik utama kota ini.

Kepada minangkabaunews.com Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Payakumbuh, Yunida Fatwa, mengatakan situasi pascabencana menjadi tantangan bagi sektor pariwisata daerah. Meski demikian, ia menilai pariwisata Payakumbuh relatif mampu beradaptasi karena karakteristiknya berbasis kuliner dan didominasi wisatawan dari Provinsi Riau.

“Pariwisata di Kota Payakumbuh secara bertahap mampu beradaptasi atau resilien. Karakteristik wisata kita lebih berbasis kuliner dan pengunjungnya didominasi wisatawan dari Riau,” kata Yunida Fatwa. Senin (29/12/2025).

Namun, ia mengakui penurunan kunjungan tetap berdampak pada pelaku usaha. Pedagang kuliner malam di pusat kota mengalami penurunan omzet akibat berkurangnya wisatawan transit yang biasanya singgah dalam perjalanan menuju atau dari Riau. Selain itu, pelaku ekonomi kreatif dan UMKM juga menghadapi hambatan distribusi logistik akibat longsor di sejumlah jalur transportasi.

“Cuaca ekstrem memicu longsor di beberapa jalur utama di Sumatera Barat, sehingga distribusi logistik pelaku UMKM ke luar daerah ikut terganggu,” ujarnya.

Sebagai langkah pemulihan, Yunida menyebut Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Disparpora telah melakukan mitigasi bencana di objek daya tarik wisata, termasuk mendorong kesiapsiagaan tanggap darurat dan penerapan standar operasional keselamatan pengunjung.

Promosi digital juga diperkuat melalui peran Uda Uni Duta Wisata dengan narasi “Payakumbuh Aman dan Nyaman”, serta tetap menggelar event olahraga dan kegiatan berskala lokal guna menjaga perputaran ekonomi masyarakat.

Sementara itu, pelaku wisata Muhammad Subari menyampaikan bahwa dampak bencana dan cuaca ekstrem juga berpengaruh pada pasar wisatawan mancanegara, khususnya dari Malaysia. Menurutnya, sejumlah wisatawan Malaysia memilih menunda kedatangan ke Sumatera Barat.

“Kami mendapat informasi dari mitra perjalanan bahwa wisatawan asal Malaysia sementara mengundur jadwal kunjungan. Bukan membatalkan, tetapi menunggu kondisi benar-benar aman,” ujar Muhammad Subari.

Ia menjelaskan, kekhawatiran wisatawan terutama terkait akses perjalanan dan informasi cuaca, meskipun destinasi kuliner di Payakumbuh relatif tidak terdampak langsung oleh bencana.

Terkait kunjungan akhir pekan, Disparpora Kota Payakumbuh mencatat adanya penurunan pada hari Sabtu dan Minggu dibandingkan periode normal sebelum bencana. Faktor aksesibilitas menjadi penyebab utama, di mana wisatawan memilih menunda perjalanan karena kekhawatiran longsor susulan maupun kemacetan akibat perbaikan jalan.

Meski demikian, pemerintah daerah dan pelaku usaha tetap optimistis sektor pariwisata dan kuliner Payakumbuh akan kembali pulih seiring membaiknya kondisi cuaca dan normalisasi akses transportasi. (rn)

Writer: Rino Chandra
Editor: Rahmat Ilahi

Related posts