PDM Padang Gelar Milad Muhammadiyah ke-113 dan Peringatan 1 Abad Muhammadiyah Ranah Minang: Sinergi Pencerahan di Tengah Duka Banjir & Ancaman LGBT

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 dan peringatan 1 abad Muhammadiyah Ranah Minang yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Padang di Lapangan SMK Muhammadiyah 1 Padang, Sabtu (6/12/2025), menjadi momen peneguhan peran organisasi Islam tersebut sebagai gerakan pencerah umat di tengah ujian bencana dan tantangan sosial. Ribuan kader, simpatisan, serta tokoh masyarakat memadati acara yang mengusung meneguhkan komitmen dan kesejahteraan Kota Padang.

Hadir sebagai penceramah utama, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sekaligus Ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf PP Muhammadiyah, Buya Amirsyah Tambunan, menegaskan bahwa usia lebih dari satu abad justru membuat Muhammadiyah semakin relevan dan adaptif.

Read More

“Milad ini adalah ajang meneguhkan kembali semangat memperluas kemanfaatan dan mengabdi,” ujarnya. Ia juga mengapresiasi langkah PDM Padang yang konsisten menggerakkan program pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

Di sisi lain, momentum ini turut diwarnai keprihatinan mendalam atas bencana banjir yang melanda Padang dan sekitarnya.

Buya Amirsyah Tambunan secara khusus mengutip Surah Ar-Rum ayat 41 serta Al-Baqarah ayat 155-157, mengingatkan bahwa ujian dari Allah tidak melampaui batas kemampuan manusia. “Kita pasti diuji dengan lima cara: ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan hasil bumi,” paparnya, seraya mencontohkan kesabaran Nabi Nuh dan Ayub. Ia mendorong “taubat nasional” dan mendukung usulan agar banjir Padang ditetapkan sebagai bencana nasional, sehingga tanggung jawab penanganan tidak hanya dibebankan ke pemerintah daerah.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Padang, H. Maigus Nasir, yang juga mantan Ketua PDM Padang, mengungkapkan dampak psikologis dan kerusakan infrastruktur yang serius. “Rumah bergelimang lumpur, stres tinggi melanda warga. Rusaknya tanggul Gunung Nago mengancam 3.000 hektar sawah. Ini pekerjaan rumah kita bersama,” tegasnya.

Ia juga menyayangkan pemotongan dana transfer daerah sebesar Rp500 miliar di tengah kebutuhan pemulihan bencana.

Di tengah suasana duka, PDM Padang tetap konsisten melanjutkan agenda pembangunan. Ketua PDM Padang, Buya H. Al Amin, memaparkan tiga program utama:

1. Penguatan kaderisasi melalui pelatihan mubaligh dan program Imam Muda Menyambut Ramadan.

2. Pendayagunaan amal usaha, termasuk peresmian SMK Muhammadiyah Boarding School pertama di Sumbar pada 2026 di Komplek Pendidikan Simpang Haru, serta lembaga bantuan hukum dan Klinik Kesehatan Sang Surya.

3. Pemberdayaan ranting dengan melibatkan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).

Ia juga menyebut rencana pembangunan Gedung Islamik Sang Surya di Ranah sebagai pusat pengkaderan AMM Padang, dengan anggaran tahapan Rp1,5 miliar hingga rampung 2028.

Beberapa isu strategis turut mengemuka:

· Program Smart Surau digaungkan sebagai bentuk revitalisasi pendidikan dasar keagamaan, dengan target partisipasi anak di atas 50%.

· Ancaman LGBT yang disebut meningkat, termasuk adanya komunitas di kampus, menjadi perhatian khusus.

· Penanganan banjir yang telah mengakibatkan 31 ribu jiwa terdampak mendesak kolaborasi semua pihak.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, Buya Bakhtiar, menambahkan bahwa fokus PWM tidak hanya pada logistik ketika bencana, tetapi juga pengumpulan dana untuk menghidupkan kembali amal usaha Muhammadiyah yang hancur akibat bencana banjir bandang.

“Muhammadiyah penting terus hadir di tengah umat. Kami minta setiap PCM menguatkan peran MDMC dan Lazismu,” imbaunya.

Acara yang berlangsung penuh khidmat ini meneguhkan kolaborasi antara pemerintah, ormas Islam, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Milad ke-113 Muhammadiyah tingkat Kota Padang dan peringatan 1 abad Muhammadiyah bukan sekadar peringatan, tapi gerakan nyata menuju masyarakat unggul, inklusif, dan berkemajuan, siap menghadapi ujian zaman dengan kesabaran dan karya.

Related posts