MINANGKABAUNEWS.COM, BUKITTINGGI – Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) menggelar Pelatihan Digitalisasi Branding, Pemasaran dan Penjualan pada Desa Wisata, Homestay /Pondok wisata, Kuliner, Souvenir dan Fotografi DAK Non fisik Tahun 2022. Dana Pelayanan Kepariwisataan, berlangsung di Hotel Grand Rocky Bukittinggi, dari 23 hingga 25 Mei 2022 mendatang.
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dalam sambutannya menyampaikan, pihaknya bersyukur Bukittinggi ini mempunyai nilai jual tersendiri dan berbeda dengan daerah lain.
“Bagaimana kita menjaga nilai nilai budaya tak benda yang tidak dipertunjukkan kepada pengunjung, lalu beberapa produk peninggalan nenek moyang banyak juga yang sudah populer yang dikemas oleh swasta bahkan mereka bukan orang minang,” ujarnya, Senin (23/5/2022).
Erman menjelaskan, mereka menikmati hasil dari warisan produk peninggalan nenek moyang semacam kripik sanjai.
“Kripik Sanjai ini populer di daerah kita, seperti di daerah Sanjai, tapi yang populer sekarang keripik balado,” jelasnya.
Ia menambahkan, nama Sanjai ini sudah harus dipatenkan. Maka sekarang berubahlah namanya menjadi kripik se- Sumatra Barat. Ini merupakan market untuk menengah kebawah.
Lanjut Erman, lalu tontonan budaya, tapi alhamdulillah dalam satu bulan ini, semenjak liburan lebaran ini, sudah mulai anak-anak muda muncul kewilayah publik untuk menampilkan skillnya, sekaligus menghibur para pengunjung.
“Ini yang kita inginkan sebenarnya, budaya ini jangan dia menjadi eksklusif, yang namanya juga budaya, kebiasaan yang ada di tanah minang,” imbuh Wali Kota Bukittinggi ini.
Erman menyebutkan, budaya itu muncul dan ada dimana-mana dan terasa oleh orang walaupun tidak sengaja.
“Tidak sengaja dia berada di Jam Gadang, dia merasakan kehadiran budaya minang ini,” sebutnya.
Erman menerangkan, jam gadang itu generator kota, sebelum jam gadang ada, minang sudah ada, tapi jam gadang itu bukan budaya minang tapi dia bagian dari monumen lambang kota.
“Jadi harus ada kebudayaan tambahnya, kuliner, kebudayaan yang sifatnya pakaian, senitar pertunjukan, ini mesti ada tampil terus menerus tampil di Kota Bukittinggi,” terangnya.