MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Pemerintah Kota Padang mengadakan kegiatan berupa seminar bedah karya sastra bersama Dosen, ratusan siswa SMP berserta kadis pariwisata dan Asisten II Setda Kota Padang Didi Aryadi pada Senin (5/8/2024).Diskusi Ilmiah Bedah Karya Sastra kali ini mengangkat sosok Siti Nurbaya.
Dalam sambutannya, Asisten II Setda Kota Padang, Didi Aryadi menyampaikan bahwa Kota Padang harus terus maju dalam mengembangkan karya sastra.
“Kita harus bangkit bahwa di era teknologi seperti ini, karya sastra tetap harus berkembang terutama bagi kalangan anaka muda”, katanya.
Didi memaparkan Novel Siti Nurbaya adalah sebuah roman Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli. Novel ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit nasional negeri Hindia Belanda, pada 1922.
Katanya, konon katanya penulisan karya sastra ini dipengaruhi oleh pertentangan antara kebudayaan Minangkabau dan penjajah Belanda, yang sudah menguasai Indonesia sejak abad ke-17. Pengaruh lain barangkali pengalaman buruk Rusli dengan keluarganya; setelah memilih perempuan Sunda untuk menjadi istrinya, keluarganya menyuruh Rusli kembali ke Padang dan menikah dengan perempuan Minang yang dipilihkan.
Penulis Marah Rusli adalah alumni dari Sekolah Dokter Hewan di Bogor pada tahun 1915. Meski menjadi seorang dokter hewan, Marah tak pernah menghentikan minatnya pada dunia sastra. Novel Sitti Nurbaya meroketkan nama Marah Rusli hingga menjadikan dirinya sebagai salah satu pelopor sastra Indonesia modern, bahkan ia sering disebut sebagai bapak roman Indonesia. Saking populernya, novel ini telah dicetak berulang kali. Hingga tahun 2008, novel Indonesia ini sudah dicetak sebanyak 44 kali. Kepopulerannya tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara tetangga, Malaysia.






