MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Dalam ceramah Ramadan yang digelar di Masjid Taqwa Muhammadiyah, Sumatera Barat, pada Senin (24/3), Ustaz Dr. M. Rifky mengupas tentang pengadilan Allah di Hari Kiamat berdasarkan perspektif QS. Yasin ayat 65.
Ia mengawali ceramah dengan membacakan firman Allah SWT:
“Al-yawma nakhtimu ‘ala afwāhihim wa tukallimunā aydīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūn.”
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan menjadi saksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Yasin: 65)
Ustaz Dr. M. Rifky menjelaskan bahwa ayat ini menggambarkan momen ketika manusia dihisab di hadapan Allah SWT. Di hari itu, tidak ada lagi kesempatan untuk berdusta atau membela diri dengan kata-kata, karena anggota tubuh sendiri yang akan bersaksi atas setiap amal perbuatan.
“Di dunia ini, manusia bisa berkelit, berbohong, atau memanipulasi fakta. Namun, di akhirat nanti, tidak ada yang bisa disembunyikan. Tangan, kaki, bahkan kulit akan berbicara tentang apa yang telah kita lakukan,” ujarnya.
Ia juga mengutip hadis Rasulullah SAW yang memperjelas makna ayat ini:
“Pada hari kiamat nanti, manusia akan dihadapkan kepada Allah. Lalu Allah berfirman, ‘Bukankah Aku telah memberimu pendengaran, penglihatan, dan harta? Bukankah Aku telah memberikan berbagai kenikmatan?’ Lalu manusia berkata, ‘Benar, wahai Tuhanku.’ Kemudian Allah berfirman, ‘Lalu apa yang telah engkau lakukan dengan semua itu?’” (HR. Muslim)
Menurutnya, ayat ini mengajarkan tiga hal penting:
1. Setiap amal manusia akan dipertanggungjawabkan. Tidak ada yang dapat disembunyikan, sekecil apa pun perbuatan baik atau buruk.
2. Anggota tubuh sebagai saksi yang tidak dapat berdusta. Semua yang dilakukan manusia akan terekam dan diungkap dengan jelas di hadapan Allah.
3. Pentingnya menjaga amal dan niat. Karena tidak ada yang bisa dimanipulasi di akhirat, maka sudah seharusnya manusia berbuat baik dengan tulus sejak di dunia.
Ceramah ini mendapat perhatian besar dari jamaah. Banyak yang merenung dan merasa tersentuh dengan pesan yang disampaikan, terutama mengenai pentingnya menjaga amal dan menjauhi kemaksiatan.






