Pengembangan Kopi Solok Didorong Jadi Komoditas Unggulan Nasional

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS, SOLOK — Upaya menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal kembali ditegaskan dalam pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Solok dengan akademisi dan pelaku usaha, yang digelar di Rumah Dinas Wakil Bupati Solok, Kamis (31/07/2025).

Pertemuan yang bertema Pembahasan Pengembangan Kopi dan Prospeknya ke Depan ini, dihadiri oleh Wakil Bupati Solok H. Candra, Direktur Kerjasama dan Hilirisasi Riset Universitas Andalas Dr. Eng. Muhammad Makky, Kepala Dinas Pertanian Kennedy Hamzah, Kepala DKUKMPP Ahpi Gusta Tusri, pelaku usaha kopi Abdurrahman (Owner Kopi Uda Sirukam), serta Kelompok Tani Ulu Coffee.

Read More

Wakil Bupati Solok menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk terus mendorong pengembangan kopi sebagai potensi unggulan yang dapat mendongkrak ekonomi masyarakat. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha.

“Pertemuan dengan Dr. Makky ini sebenarnya sudah lama kami rencanakan. Kehadiran beliau sangat penting untuk memperkuat kerja sama dalam membangun ekosistem kopi Solok yang modern dan berkelanjutan,” ujar Wabup.

Ia menyebutkan bahwa kopi Solok memiliki keunggulan alamiah karena bisa berbuah sepanjang tahun. Salah satu contohnya adalah usaha yang dijalankan oleh Abdurrahman, yang dari dua hektar kebun kopi mampu meraih pendapatan sekitar Rp. 27 juta per bulan.
“Ini sudah lebih dari gaji eselon dua. Artinya, kopi bukan hanya komoditas, tapi peluang ekonomi riil yang bisa menjadi tulang punggung baru bagi masyarakat, terutama generasi muda,” tegasnya.

Sementara itu, Dr. Makky dari Universitas Andalas menekankan pentingnya pendekatan hilirisasi dalam pengembangan kopi. Menurutnya, riset yang dilakukan universitas harus mampu menjangkau ranah industri dan membawa manfaat langsung bagi masyarakat.

“Potensi kopi Solok sangat tinggi, tapi tantangannya ada pada daya saing. Kalau ingin masuk pasar nasional bahkan global, maka harus disiapkan dari hulu ke hilir : mulai dari kualitas budidaya, sertifikasi, hingga strategi branding,” jelasnya.

Ia juga mencontohkan keberhasilan hilirisasi riset kampus sebelumnya, seperti gambir yang kini digunakan sebagai bahan baku resmi tinta pemilu nasional, menggantikan produk impor. Ia yakin pendekatan serupa bisa diterapkan pada kopi Solok.***

Related posts