MINANGKABAUNEWS.com, PADANG PANJANG – Buku Antologi Puisi Cinta untuk Palestina karya 125 penyair Indonesia dan mancanegara secara resmi diluncurkan Penjabat Wali Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, A.P., M.Si. di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota. Senin (27/12/2023).
Buku itu bersama dua lukisan potret Palestina karya perupa Komunitas Seni Kuflet, Helni Yuliana dan Rezi Ilfi Rahmi, turut dilelang dan donasi terkumpul diserahkan kepada Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) perwakilan Padang Panjang.
Penjabat Wali Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, saat memberikan sambutan mendukung dan mengapresiasi upaya Komunitas Seni Kuflet bersama Sekolah Menulis elipsis, dan majalah digital elipsis yang turut bersuara tentang Palestina lewat karya (puisi).
“Berbicara kemanusiaan berarti bicara tentang hati nurani sesama bangsa. Kami mendukung kegiatan ini dan semoga kegiatan serupa lainnya dapat dilakukan kembali di masa mendatang,” kata Sonny.
Dia menyebutkan bahwa aksi-aksi kemanusiaan tidak memandang latar belakang seseorang, baik ras, suku, agama, maupun lainnya.
“Seniman dapat mewujudkan ekspresi berkeseniannya dalam aksi nyata, dan salah satunya buku puisi,” ungkapnya.
Buku Puisi Cinta untuk Palestina dikurasi sastrawan Sulaiman Juned dan Muhammad Subhan. Saat memberikan sambutan, Muhammad Subhan mewaili kurator mengatakan, penerbitan buku itu tidak lepas dari upaya turut menyemarakkan Hari Jadi ke-233 Kota Padang Panjang yang jatuh pada Jumat, 1 Desember 2023 lalu.
Bertepatan momen itu pula, kata Subhan, diumumkan 125 puisi terpilih yang dinyatakan lolos kurasi. Berdasarkan laporan panitia, terkumpul sebanyak 720 puisi dari 332 penyair Indonesia dan mancanegara yang kemudian dikurasi menjadi 125 puisi.
“Mulanya, panitia merencanakan memilih 100 puisi yang akan dibukukan. Namun, setelah membaca dan menimbang banyaknya puisi yang masuk dengan kualitas baik, tim kurator bersepakat dan memutuskan menambah jumlah puisi terpilih menjadi total 125 puisi,” sebutnya.
Menurut Subhan, seluruh puisi yang menggambarkan penderitaan rakyat Palestina dan ditulis para penyair di buku itu mengandung kekuatan magis yang menggetarkan jiwa saat dibaca.
“Puisi-puisi itu mereportase berbagai realitas kekinian yang tengah terjadi di Palestina dan penulis-penulisnya membawanya kepada realitas sastra, dalam hal ini puisi,” katanya.
Dia juga menyampaikan bahwa tiga puisi terbaik pilihan kurator, yaitu berjudul “Rama-Rama Merah, Bunga-Bunga Merah” karya Adri Sandra (Payakumbuh), “Lonceng Pukul 00.00 Tak Terdengar Lagi” karya Christya Dewi Eka (Bekasi), dan “Lanskap Nestapa di Rahim Gaza” karya Muhammad Iqbal Khoironnahya (Sleman). Masing-masing penyair dengan puisi terbaik memperoleh reward Rp500 dari panitia.
“Kami mengucapkan selamat kepada ketiga penyair yang karyanya terpilih sebagai 3 puisi terbaik bersama 122 puisi pilihan lainnya, yang puisi-puisi itu, tentu saja memiliki keunikan dan kekuatan tersendiri sehingga menambah bobot kualitas buku ini,” jelasnya.
Ketua Panitia Peluncuran Buku Puisi Cinta untuk Palestina, Mursidiq mengatakan, proses pengumpulan naskah puisi telah dimulai sejak 29 Oktober hingga peluncuran pada 27 Desember 2023. Secara khusus ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Padang Panjang, donatur, dan seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan itu.
Sementara Ketua Umum Komunitas Seni Kuflet, Akbar, dalam sambutannya mengatakan, sebagai komunitas seni yang telah berusia 27 tahun Kuflet berusaha menjaga eksistensi dan kegiatannya termasuk penerbitan buku salah satunya.
“Kuflet bergiat di ranah seni khususnya teater, namun juga aktif pada kegiatan-kegiatan sastra, salah satunya menerbitkan buku puisi,” jelas Akbar.
Pendiri sekaligus Penasihat Komunitas Seni Kuflet, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., mengatakan, beberapa penyair yang puisinya dimuat di buku Puisi Cinta untuk Palestina turut hadir membacakan karya terbaik mereka.
Di antara penyair itu Yanimar W. Yusuf (Meulaboh, Aceh Barat), Armeynd Sufhasril (Padang), Refdinal Muzan (Bukittinggi), Iswadi Syahrial Nupin (Padang). Selain itu, turut membaca puisi penyair Padang Panjang, Ubai Dillah Al Anshori.
“Kami apresiasi kedatangan penyair dengan biaya sendiri, khususnya penyair perempuan asal Meulaboh, Aceh Barat, Ibu Yanimar W. Yusuf,” ujar Sulaiman Juned.
Peluncuran buku Puisi Cinta untuk Palestina ditandai dengan penandatanganan sampul buku itu oleh Pj. Wali Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, penampilan teaterikal puisi, pembacaan puisi tentang Palestina, pelelangan buku, dan lukisan.
Sejumlah tamu undangan turut hadir meramaikan kegiatan itu, OPD di lingkungan Pemerintah Kota Padang Panjang, pimpinan ormas/komunitas, Ketua Keluarga Aceh Pabasko (Padang Panjang, Batipuah, X Koto), juga mahasiswa dan peminat sastra lainnya di Sumatra Barat. (Edi Fatra/ril).