Penjelasan Pemerintah Soal Tudingan Penghilangan Nama Soeharto dari Sejarah

  • Whatsapp
Penyampaian Surat Perintah Serangan Umum 11 Maret 1949 atau dikenal Supersemar dari Presiden RI Soekarno kepada Jenderal H M Soeharto. (Foto: Ist)

MINANGKABAUNEWS.COM, JAKARTA – Publik Tanah Air kembali dibuat heboh karena nama mantan presiden Republik Indonesia, Jenderal H M Soeharto disebut-sebut sengaja dihilangkan dari bagian sejarah perjuangan Indonesia.

Hal tersebut karena nama Soeharto tidak tertungan dalam Keputusan Presiden (Keppres) tentang Serangan Umum 1 Maret 1949, sehingga disebut menghilangkan nama Jenderal Besar H M Soeharto dari sejarah perjuangan kemerdekaan.

Tudingan itu kemudian dibantah tegas oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

“Keppres tersebut bukan buku sejarah, melainkan penetapan atas satu titik krusial sejarah,” tulis Mahfud MD, dilansir Suara.com–jaringan Minangkabaunews.com, Kamis (3/3).

Nama H M Soeharto dan nama tokoh lainnya, jelas Mahfud, sama sekali tidak dihilangkan.

“Keppres tersebut tidak menghilangkan nama Soeharto dan lain-lain dalam SU 1 Maret 1949,” jelas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Peran Pak Harto–sapaan akrab presiden ke-2 RI H.M. Soeharto–dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia tetap tercantum pada naskah akademik keppres.

“Nama dan peran Soeharto disebutkan di naskah akademik keppres yang sumbernya komprehensif,” ucapnya.

Mahfud menegaskan kembali bahwa Pak Harto, Nasution, dan yang lainnya tetap tercantum dalam naskah akademik meskipun tidak dalam Keppres SU 1 Maret 1949.

Sama halnya dengan naskah proklamasi 1945 yang tercantum hanya nama Soekarno-Hatta, sedangkan masih banyak pendiri bangsa lainnya yang tidak dimuat dalam naskah tersebut.

“Sama dengan naskah Proklamasi 1945. Hanya menyebut Soekarno-Hatta dari puluhan founding parents lainnya,” kata Mahfud.

Dalam konsiderans, lanjut dia, memang telah dituliskan beberapa nama yang dinyatakan sebagai penggerak dan penggagas.

“Di dalam konsiderans ditulis nama HB IX, Soekarno, Hatta, dan Sudirman, sebagai penggagas dan penggerak,” jelasnya.

Related posts