Pererat Silaturahim, UM Sumatera Barat Gelar Pengajian Ramadhan dan Buka Bersama secara Hybrid

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS, PADANG — Mempererat ukhuwah Islamiah, Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat laksanakan buka puasa bersama dengan Dosen, Karyawan dan Organisasi Kemahasiswaan UM Sumatera Barat, Selasa (26/3/2024).

Pengajian Ramadhan dan Buka puasa bersama ini digelar serentak di empat kampus UM Sumatera Barat secara hybrid dengan tema ‘Bulan Ramadhan Sebagai Momentum Peningkatan Kualitas Diri’.

Sebelum buka puasa bersama dimulai kegiatan diawali dengan pengajian yang disampaikan oleh Ketua Majelis Tarjih PWM Sumbar Dr Mursal, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Barat Dr Syarlinawati Akbar, dan Wakil Ketua PWM Sumbar

Rektor UM Sumbar, Dr. Riki Saputra mengatakan persyarikatan Muhammadiyah dan PTM bagaikan anak dan orang tua, sudah selayaknya PTM selalu dibimbing dan diarahkan begitu juga PTM sebagai anak dari persyarikatan Muhammadiyah akan membuat bangga nama perayarikatan.

“Jika anak salah tegurlah dengan cara yang baik agar merobah diri jadi lebih baik,” Katanya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaboratif antara keluarga besar Muhammadiyah adalah modal besar dalam membangun UM Sumbar yang lebih baik.

Wakil KetuanPWM Sumbar, Dr. Zaim Rais mengatakana Penting semua pihak ciptakan keunggulan baru sehingga menarik minat mahasiswa baru.

Ia juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada UM Sumbar yang terus berkolaboratif  dalam membangun daerah.

“Dapat disebutkan, pada kepemimpinan Rektor UM Sumbar saat ini beserta jajarannya, mulai nampak ada perubahan yang sangat pesat dalam dunia Pendidikan Tinggi di Sumbar,” Ujarnya.

Ia mengajak seluruh pihak kolaboratif memajukan UM Sumbar.

Disamping itu Dr. Syarlinawati Akbar mengatakan kita hanya bisa menikmati ramadhan sekali dalam satu tahun yang membuat adanya kerinduan mendalam terhadap ramadhan. Oleh sebab itu tentu kita berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan waktu di bulan ramadhan ini seperti janji Allah yang akan mengampuni dosa kita di bulan ramadhan dengan cara meningkatkan amal ibadah, dan saling bersilaturahmi.

Dalam tausiahnya, Dr Mursal menyampaikan Puasa melatih ketulusan setiap jiwa manusia yang melaksanakan ibadah bulan Ramadhan tersebut. Bulan puasa, bukan saja sebagai bulan pendidikan, namun banyak filosofi lain yang mengadung unsur pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Puasa bukan saja menahan lapar lapar dan dahaga, namun dibalik itu, banyak hikmah yang terkadung termasuk aspek sosial dan kesehatan.

 

Mursal mengatakan, diwajibkan puasa bukan hanya puasa sosial atau puasa entertaimen semata, namun, dengan berpuasa yang sebenarnya, seorang muslim dilatih kepekaan sosial terhadap umat manusia lainnya. Untuk itu, umat Islam diwajibkan berpuasa seperti umat-umat terdahulu, agar kepekaan untuk membantu masyarakat yang lemah semakin terlatih.

 

Yusni Saby mengatakan, gaya hidup masyarakat modern yang cenderung konsumtif, telah menyebabkan berbagai macam penyakit yang diderita oleh masyarakat, terutama oleh orang-orang kaya, sehingga mereka cenderung menderita kegemukan (obesitas). Prilaku seperti ini, tidak akan terjadi bila seorang muslim memiliki kepekaan sosial dengan membagikan sebagian hartanya kepada fakir-miskin.

 

Lanjutnya, banyak sekali makna filosofis yang terkandung di balik kewajiban berpuasa, di samping memiliki dampak kesehatan, secara psikologis, puasa melatihan kepekaan diri agar merasakan penderitaan orang lain, baik tetangga maupun kerabat dekat.

 

Ia menambahkan, unsur penting yang harus dicapai selama Ramadhan yakni ummat muslim mampu istiqamah usai melakukan ibadah puasa, bahkan dengan puasa itu, seorang muslim memiliki sifat ubudiyah (hidup sederhana) dan tidak hanya mencintai harta benda (material). Disamping itu, dengan puasa akan melatih kepakaan sosial masyarakat, sehingga tidak hanya hidup dalam kemewahan sedangkan tetangga dan kerabat lainnya dalam kesulitan.

Related posts