Sijunjung, MinangkabauNews.com – Perkampungan Adat Sijunjung mencatat prestasi gemilang dengan meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Penghargaan ini diberikan dalam kategori Perkampungan Adat Berjejer Terpanjang di Indonesia. Acara penghargaan berlangsung pada Ahad hari ini (27/8/2023) di Jakarta.
Afrineldi, SH, yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung, dengan penuh rasa syukur mengungkapkan, “Kami bersyukur atas pencapaian ini. Perkampungan Adat Sijunjung telah resmi menjadi pemegang Rekor MURI untuk Perkampungan Adat Berjejer Terpnjang di Indonesia.”
“Terimakasih atas support bapak bupati, bapak Wabup, bapak Sekda dan segenap pihak bersama masyarakat semua,” sambungnya.
Piagam Penghargaan Rekor MURI diterima langsung Kadisparpora bersama Wali Nagari Sijunjung Rajilis dan pengelola desa wisata Candra Irawan Peto Molie.
Perkampungan Adat Sijunjung “Lorong Waktu Minangkabau” telah diakui sebagai Cagar Budaya Nasional.
Di Perkampungan Adat Sijunjung terdapat 76 buah Rumah Gadang (rumah adat daerah Sumatera Barat) yang berjejer rapi dalam satu kawasan perkampungan peninggalan abad Ke 16.
Rumah Gadang itu adalah milik kaum yang terdiri dari enam suku yang ada di Nagari Sijunjung.
Rumah adat tersebut sekaligus difungsikan sebagai homestay yang bisa dihuni oleh wisatawan sebanyak 40 unit.
Perkampungan Adat Sijunjung memiliki budaya yang masih terjaga hingga sekarang dengan baik, mempunyai kuliner khas seperti kalamai (sejenis dodol), mainan kunci kalintuang kerbau serta kerajinan tenun yang dibuat oleh ibu-ibu penghuni Rumah Gadang.
Tahun 2019, Perkampungan Adat Sijunjung memperoleh Anugerah Pesona Wisata Indonesia (API) pada kategori Perkampungan Adat dengan peringkat Juara II Nasional.
Di masing-masing homestay pengunjung bisa menikmati sajian kuliner khas Sijunjung dan souvenir seperti galamai, songket, lomang panggang dan makan bajamba.
Setiap tahun dilakukan Bakaua Adat dalam rangka turun kesawah dan Tobo Kongsi Mambantai Kerbau memasuki bulan Ramadhan yang sampai saat ini menjadi tradisi turun temurun dan tetap dilestarikan di Sumatera Barat.
-
(TJP/AG)