Perkembangan Suku Kutianyia Tanjung Jati Datuak Majo Nan Hitam

Oleh: HENDRA PUTRA

Sebagaimana yang diketahui bahwasanya suku Kutianyia yang banyak di daerah 50 Kota, Payakumbuh Solok dan Tanah Datar. Untuk di 50 Kota suku Kutianyia banyak ditemukan di daerah Kecamatan Guguak Kenagaraian Tujuah Koto Talago tepatnya di desa atau sekarang disebut dengan jorong Tanjung Jati. Memang di Tanjung Jati banyak suku lain dan dipimpin oleh ninik mamak yang lain tetapi dalam hal ini penulis membatasi pada suku kutianyia Tanjung Jati di bawah kepemimpinan Datuak Majo Nan Hitam. Salah satu alasan penulis adalah karena penulis peduli dengan kaum penulis sehingga kaum Kutianyia Tanjung Jati Datuak Majo Nan Hitam tetap selalu ada atau jangan sampai punah nantinya.

Read More

Melihat perkembangan suku Kutianyia bisa dilihat dari dua pandangan perkembangan. Pertama perkembangan kegiatan yang dilakukan oleh Datuak Majo Nan Hitam dan perkembangan jumlah anggota suku kutianyia datuak Majo Nan Hitam. Di suku kutianyia Tanjung Jati yang dipimpin oleh Datuak Majo Nan Hitam banyak mengalami perubahan. Perubannya disini mengacu kepada perubahan kepada kearah yang lebih baik. Beberapa perubahan itu bisa dilihat dari kegiatan sebagai berikut
Mengadakan pertemuan tiap bulan dan tiap tahunnya sebagai ajang silaturahmi. Kegiatan yang di adakan setiap bulan ini merupakan kegiatan saling untuk mengenal diantara anggota Datuak Majo Nan Hitam. Saling bertanya dan jawab serta memberikan informasi tentang keluarga dan anggota keluarga masing-masing. Semoga dengan kegiatan seperti ini anggota Datuak Majo Nan Hitam yang berada di rantau jangan sampai tidak saling mengenal. Karena tidak saling mengetahui bisa saja terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Pada kegiatan ini juga diberikan kajian tentang keislaman oleh ustadz yang didatangkan. Setiap bulannya bagi anggota Datuak Majo Nan Hitam yang perempuan mendapat giliran sebagai tuan rumah atau host untuk menanti kedatangan anggota datuak majo nan hitam lainnya. Sedangkan ilmu pengetahuan adat disampaikan oleh datuak majo nan hitam setelah diadakan kegiatan tausiah atau kajian keislaman.
Memberikan makanan pada anggota suku kutianyia ketika mendapatkan musibah kematian. Misalnya salah satu angota anggota suku kutianyia Mak Datuak Majo Nan Hitam meninggal maka anggota suku kutianyia Datuak Majo Nan Hitam uang lain memberikan makanan secara bergantian selama tiga hari pada keluarga ahli waris. Ini menandakan sesama kaum suku kutianyia saling peduli dan saling empati apa yang tengah dirasakan oleh anggota lain. Dan di suku kutianyia Datuak Majo Nan Hitam disaat musibah kematian ini tidak ada yang namanya perbaikan kuburan. Artinya setelah almarhum atau almarhumah dikebumikan kegiatan yang lain tidak ada lagi hanya saja anggota keluarga pada khususnya mendoakan dan pada umumnya masyarakat mendoakan.
Dari sisi perkembangan yang lain,suku Kutianyia pada saat ini agak mengalami perkembangan yang kurang jumlah anggotanya artinya suku kutianyia mengalami penurunan keturunan atau generasi kaum perempuannya. Kalau dibandingkan dengan cucu perempuan dari ibu penulis sebanyak enam orang. Kalau dibanding sekarang ini cucu dari saudara perempuan penulis hanya berjumlah satu orang. Dan ketika dilihat kepada saudara yang satu suku juga dengan pimpinan Mamak Majo Nan Hitam juga mempunyai satu cucu perempuan. Dapat dikatakan bahwasanya jumlah anggota dari suku kutianyia Datuak Majo Nan Hitam berkurang. Dengan berkurangnya jumlah generasi perempuan ini, penulis mengasumsikan bahwasanya keturuan suku kutianyia Datuak Majo Nan Hitam untuk dua puluh tahun kedepan bisa bisa hilang atau berkurang.
Dari memperhatikan realita yang ada diatas penulis mencoba memberikan opini yang semoga saja bisa bermanfaat bagi kaum suku yang lain yang ada di Sumatera Barat pada umumnya dan suku Kutianyia Tanjung Jati pada khususnya.
Pertama kepada kaum perempuan suku Kutianyia kalau sudah menemukan jodohnya agar segera melangsungkan pernikahan atau perkawinan. Karena Menurut John Wirowsky sosiologis dari University of Texas, Austin yang dikutip dari Hallodoc mengatakan usia ideal untuk punya anak ada di angka 26 tahun. Bagi yang sudah cukup semuanya apalagi dari usia agar menyegerakan untuk ke perkawinan.
Opini kedua penulis mau sampiakan adalah di masa produktif hendaknya jangan sampai terlalu jarak untuk menjalankan keluarga berencana. Tetapi tetap juga memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Artinya boleh saja untuk melakukan program keluarga berencana tetapi tetap memperhatikan kapan untuk menambah keturunan kembali
Dan opini terakhir bagaimana agar suku kutianyia dapat berkembang dari segi kuantitas adalah dengan melakukan berbagai cara. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar mendapatkan anak atau keturunan perempuan. seperti yang dikutip dari Merdeka.com adalah dengan memperbanyak memakan sayuran, biji-bijian dan mandi dengan air hangat. Untuk lebih jelasnya tentu berkonsultasi pada yang ahli bidangnya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil disimpulkan bahwasanya perkembangan kegiatan suku kutianyia kedepannya dapat ditingkatkan guna saling mengenal anggota suku kutianyia baik yang ada di rantau maupun yang ada di kampung. Dan perkembangan jumlah anggota suku kutianyia Datuak Majo Nan Hitam semoga menjadi perhatian kita bersama untuk tetap mempertahankan jumlah anggota suku kutianyia terutama kutianyia yang dipimpin oleh Datuak Majo Nan Hitam. Karena suatu penduduk atau suatu kaum bisa berkurang atau punah kalau tidak memperhatikan hal-hal yang telah penulis tuliskan di atas. (**)

Related posts