Limapuluh Kota, MinangkabauNews,- Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia lakukan kunjungan ke Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Kunjungan rombongan Ditjen itu disambut langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota Hj. Indrawati Munir, S.Pd., M.Pd.
Kunjungan kerja Ditjen kebudayaan ke Limapuluh kota dalam rangka pelestarian budaya daerah berikut seni tradisi yang masih bertahan. Dalam hal pelestarian budaya, alat musik Sampelong dan pelaku seni Islamidar. Sebagai pelaku kesenian tradisional, Islamidar pada tahun 2007 lalu disematkan gelar Maestro oleh Dewan Kesenian Sumatera Barat (sumbar).
“Kita masih mempertahankan dan memiliki pelaku seni tradisi ini. Juga menjadi perhatian bidang kebudayaan di dinas kita agar setiap tradisi yang ada memiliki generasi penerus.” Kata Indrawati didampingi Kepala Bidang Kebudayaan Ridwan Reta ketika berkunjung ke kediaman Maestro Islamidar di Talang Kecamatan Mungka, Senin (24/5/2021).
Dalam kesempatan itu, Kepala Pokja Apresiasi Kebudayaan Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Agus Hermanto menyerahkan santunan kepada Maestro Seni Tradisi Islamidar sebesar 25 juta Rupiah sebagai pelaku pelestarian budaya yang ada di daerah.
“Kami melihat kesenian Sampelong ini merupakan kesenian tradisional dengan nilai budaya lokal yang diwariskan secara turun temurun. Santunan tersebut sebagai bentuk apresiasi kita kepada pak Islamidar sebagai Maestro pada kesenian ini,” kata Agus Hermanto di dampingi Anggota Pokja Apresiasi Kebudayaan, Bobby Fernandes.
Ditambahkan Agus, seni musik Sampelong diharapkan dalam perkembangannya tidak mengalami pergeseran fungsi sesuai dengan perkembangan zaman. Di tengah-tengah arus globalisasi dan semakin maraknya seni budaya modern kesenian tradisional masih dapat eksis dan bertahan sebagai salahsatu warisan budaya yang mengandung nilai-nilai budaya lokal yang harus terusdipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat.
“Semoga Sampelong terus menjadi tradisi yang dipertahankan dan menjadi perhatian Dinas Pendidikan di bawah Bidang Kebudayaan di daerah,” tutup Agus. (rn)