Pesantren KAUMAN Jajaki Kolaborasi Strategis dengan Al-Ashriyyah Nurul Iman Bogor dalam Bidang Pengabdian dan Ekonomi Santri

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PARUNG, BOGOR – Delegasi Pesantren KAUMAN Muhammadiyah Padang Panjang melanjutkan rangkaian kunjungan edukatif (EduTrip) dengan menyambangi Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School di Parung, Bogor, pada Rabu, (26/6/2025). Kunjungan ini difokuskan pada penjajakan kerja sama strategis, terutama dalam pengembangan sistem pengabdian santri dan pengelolaan unit bisnis pesantren secara mandiri dan berkelanjutan.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan ramah tamah di kantor pusat pesantren, disusul peninjauan langsung ke area pesantren seluas 36 hektare yang menaungi sekitar 7.500 santri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Para delegasi diperkenalkan pada ekosistem ekonomi mandiri pesantren yang melibatkan lebih dari 70 unit usaha, yang seluruhnya dikelola oleh santri pengabdian di bawah supervisi manajer profesional. Unit-unit ini mencakup antara lain produksi sabun, pembibitan jamur dan maggot, serta budidaya lele. Model ini dinilai menjadi tulang punggung kemandirian pesantren.

“Seluruh operasional dikendalikan oleh santri dengan sistem pengawasan ketat, memastikan standar mutu dan keberlanjutan,” ujar salah satu pengurus pesantren.

Dalam sesi diskusi bersama pimpinan pesantren, Umi Waheeda binti Abdul Rahman, S.Psi., M.Si., memaparkan filosofi ekonomi Al-Ashriyyah sejak didirikan tahun 1998. Ia menekankan pentingnya diversifikasi aset melalui investasi emas, legalitas dan transparansi penuh keuangan—seluruh transaksi terpusat pada satu rekening. Pembagian keuangan dijalankan dengan formula unik: sepertiga untuk operasional, sepertiga untuk konsumsi harian, dan sepertiga lainnya untuk investasi jangka panjang.

Yang tak kalah penting, seluruh biaya pendidikan di Al-Ashriyyah ditanggung melalui sistem wakaf produktif dan hasil usaha ekonomi pesantren. “Prinsip kami sederhana: jangan takut miskin, asal semua sistem dijalankan dengan amanah dan tertib administrasi,” tutur Umi Waheeda.

Sebagai langkah awal kemitraan, kedua pesantren menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendukung pertukaran santri pengabdian. Fokus utama adalah peningkatan jumlah santri Al-Ashriyyah yang akan mengabdi di Pesantren KAUMAN, seiring dengan keterbatasan jenjang pendidikan di KAUMAN yang saat ini hanya mencakup MTs dan MA.

“Kami menyambut kolaborasi ini dengan tangan terbuka, dan berharap lebih banyak santri dari berbagai latar belakang keahlian bisa mengabdi di tempat kami,” ujar Dr. Derliana, MA., Mudir Pesantren KAUMAN. Ia juga menyampaikan niat untuk mengundang Umi Waheeda ke Padang Panjang guna berbagi wawasan tentang manajemen pesantren dan ekonomi syariah berbasis wakaf.

Umi Waheeda menutup pertemuan dengan pernyataan penuh visi: “Santri hari ini harus tampil sebagai pejuang dan benteng terakhir umat.”

Sebagai catatan tambahan, Al-Ashriyyah Nurul Iman juga menyelenggarakan program wajib militer bagi santri, bekerja sama dengan Rindam Jaya, menegaskan integrasi antara pendidikan agama, keterampilan hidup, dan pembentukan karakter disiplin.

Dari Parung menuju Padang Panjang, kerja sama ini mencerminkan pergeseran paradigma bahwa pesantren tak hanya menjadi pusat transmisi ilmu keagamaan, tetapi juga inkubator kemandirian ekonomi dan sosial umat.

Related posts