Pesantren Kauman Mantapkan Digitalisasi Total: Dari ISTEM hingga Coding AI

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG PANJANG – Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Sumatera Barat, resmi memantapkan langkah menuju digitalisasi total. Tidak hanya fokus pada kajian kitab kuning, pesantren yang berada di jantung “Kota Serambi Mekah” ini kini menjelma sebagai pusat inovasi teknologi berbasis nilai Islam.

Mengusung pendekatan ISTEM (Islamic, Science, Technology, Engineering, and Mathematics), seluruh proses pembelajaran dipadukan dengan sains dan teknologi modern. Inovasi ini disebut selaras dengan warisan intelektual Buya Hamka, ulama sekaligus sastrawan besar yang tumbuh di lingkungan Kauman.

Islamic + Teknologi

Di Pesantren Kauman, setiap pemanfaatan teknologi berangkat dari fondasi tauhid dan etika Islam. Santri yang belajar coding atau kecerdasan buatan (AI) tidak hanya fokus pada kemampuan teknis, tetapi juga diajak memahami aspek sosial, etika, dan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi.

Laboratorium Hidup

Pesantren ini menjadikan lingkungannya sebagai living lab. Sejumlah proyek nyata sudah berjalan, antara lain:

Robotics & IoT: perangkat penyiram tanaman otomatis berbasis sensor kelembapan.

Programming & Coding: aplikasi dakwah digital, perpustakaan kitab online, hingga kuis keislaman.

Data Science: analisis data sosial-keagamaan untuk penelitian komunitas.

Pesantren Kauman menempatkan AI dan coding sebagai kompetensi inti santri.

AI for Islamic Studies: mulai dari aplikasi Qur’an dengan tajwid interaktif hingga chatbot fikih dasar.

Coding Mindset: Python dan JavaScript digunakan untuk melatih pola pikir logis—sejalan dengan metode ushul fiqh dalam Islam.

Transformasi ini disebut mencerminkan “DNA Buya Hamka” dengan empat karakter utama:

  1. Open-Mindedness – terbuka pada ilmu dan teknologi modern tanpa kehilangan identitas Islam.
  2. Multidisipliner – santri diharapkan paham fikih sekaligus mampu menulis kode program.
  3. Relevansi Sosial – teknologi diarahkan untuk solusi umat, bukan sekadar prestise.
  4. Pemberdayaan Umat – membekali santri dengan skill digital agar mampu meningkatkan ekonomi dan pendidikan masyarakat.

Langkah Pesantren Kauman menunjukkan bahwa modernisasi pesantren bukan sekadar jargon. Dari ranah Minang, lahir generasi baru yang menguasai kitab kuning sekaligus kecerdasan buatan.

Dengan integrasi ISTEM dan digitalisasi, pesantren ini ingin membuktikan bahwa pusat inovasi teknologi tidak hanya lahir dari kampus-kampus besar, tetapi juga dari lingkungan pendidikan Islam tradisional.

Related posts