MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus memberikan bukti nyata dalam menghadirkan layanan kesehatan yang merata dan tanpa diskriminasi.
Kehadiran program tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama peserta dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya ditanggung penuh oleh pemerintah.
Salah satunya adalah Kartini (69), warga Kabupaten Pasaman yang terdaftar sebagai peserta PBI Jaminan Kesehatan (JK). Seiring bertambahnya usia, Kartini semakin rutin memanfaatkan layanan kesehatan, mulai dari pemeriksaan umum hingga tindakan lanjutan seperti rontgen dan USG.
Semua pelayanan tersebut ia dapatkan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. “Alhamdulillah, saya sangat terbantu dengan adanya Program JKN. Setiap kali berobat, saya tidak pernah diminta biaya, cukup membawa KTP atau Kartu Keluarga.
“Semua pelayanan bisa saya dapatkan, mulai dari konsultasi dengan dokter hingga pemeriksaan lebih lanjut seperti rontgen dan USG. Sangat meringankan, apalagi untuk orang seusia saya yang memang sering berobat,” kata Kartini dalam keterangannya, baru-baru ini.
Meski usianya sudah lanjut, Kartini tidak merasa kesulitan dalam mengakses informasi terkait kepesertaan. Dengan bantuan cucunya, dia rutin memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN untuk memastikan status kartunya tetap aktif.
Menurut Kartini, aplikasi ini sangat membantu, terkhusus bagi peserta yang terkendala jarak dan waktu, sehingga tidak perlu lagi datang ke kantor BPJS Kesehatan hanya untuk sekadar mengecek kepesertaan.
“Cucu saya yang selalu membantu mengecek status kepesertaan lewat Aplikasi Mobile JKN. Jadi saya bisa tenang, karena selalu tahu kalau kartu saya aktif dan bisa dipakai kapan pun,” sebutnya.
“Bagi orang tua seperti saya, bantuan dari keluarga sangat penting, apalagi sekarang sudah serba digital,” sambungnya.
Lebih lanjut, Kartini juga menceritakan pengalamannya dalam memanfaatkan fitur antrian online yang ada di Mobile JKN. Bagi saya sendiri yang sangat dibutuhkan sejauh ini adalah fitur antrian online. Jadi saat mau berobat, cucu saya hanya perlu mengambil antrian dari rumah saja.
“Saya sempat heran kenapa saat itu, ia sudah bisa tahu antrian nomor sekian, ternyata benar saja, hanya melalui Mobile JKN, saya tidak perlu pusing lagi antri di faskes,” katanya.
Kartini menilai, kehadiran Program JKN bukan hanya meringankan beban biaya, tetapi juga memberikan ketenangan saat jatuh sakit. Ia tidak lagi mengkhawatirkan biaya besar jika tiba-tiba sakit atau membutuhkan tindakan medis.
“Kalau harus bayar sendiri tentu berat sekali, saya tidak sanggup. Dengan JKN apalagi saya yang dibayarkan oleh pemerintah iurannya, semua jadi lebih mudah, dan saya bisa lebih tenang dalam menjalani hari-hari,” ujarnya dengan nada haru.
Bagi Kartini, pelayanan yang diterimanya selama menjadi peserta JKN tidak pernah dibedakan dengan pasien umum lainnya. Dia merasa tenaga kesehatan tetap ramah dan profesional, meskipun ia terdaftar sebagai peserta penerima bantuan iuran. Hal ini membuatnya semakin yakin bahwa program JKN benar-benar hadir untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Saya dilayani dengan baik, ramah, dan cepat. Tidak ada bedanya dengan pasien lain. Ini yang membuat saya semakin percaya diri menggunakan JKN. Saya berharap program ini terus ada, karena masyarakat kecil seperti saya sangat amat terbantu,” terangnya.
Kartini juga mendorong masyarakat yang belum menjadi peserta JKN agar segera mendaftar, karena manfaat yang didapat jauh lebih besar dibandingkan dengan iuran yang dibayarkan, apalagi bagi peserta PBI yang sepenuhnya ditanggung pemerintah.
Ia percaya, semakin banyak masyarakat yang ikut serta, semakin kuat pula prinsip gotong royong yang menjadi dasar program ini. Program ini sangat penting, tidak hanya untuk saya pribadi, tapi juga untuk seluruh masyarakat.
“Semua orang bisa saja sakit, tidak ada yang tahu kapan itu terjadi. Dengan adanya JKN, kita punya jaminan dan tidak perlu lagi bingung soal biaya. Saya ingin semua orang merasakan manfaat yang sama,” tutur Kartini menutup. (*)






