MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Puncak peringatan Milad ke-108 Aisyiyah di Sumatera Barat ditandai dengan Seminar Literasi Ketahanan Pangan di Aula PWA Sumbar, Sabtu (21/6). Acara yang dihadiri Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir dan ratusan kader Aisyiyah Sumbar.
Dalam sambutanya Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) PWA Sumbar, Siti Hadjir Samiek menegaskan: “Gerakan Lumbung Hidup adalah tulang punggung mewujudkan Desa Qaryah Thayyibah—desa mandiri berbasis ketahanan pangan dan ekonomi keluarga sehat.”
Ia menjelaskan inisiatif ini sebagai bagian dari sekolah wirausaha perempuan dan pendampingan gizi yang telah dijalankan Aisyiyah di seluruh ranting.
Wakil Wali Kota Maigus Nasir menyambut positif gerakan tersebut. “Ini solusi konkret hadapi krisis pangan dan inflasi,” ujarnya, seraya menekankan pentingnya sinergi pemda-ormas untuk antisipasi dampak perubahan iklim pada pertanian lokal.
Ketua PW Aisyiyah Sumbar Dr. Syur’aini M.Pd dalam pembukaan resmi menambahkan: “Milad ke-108 adalah momentum transformasi: dari sekadar dakwah menjadi aksi pemberdayaan nyata.”
Ia merujuk pada capaian Aisyiyah dengan 3.240 sekolah dan 72 rumah sakit yang menjadi basis gerakan.
Seminar yang dihelat MEK dan Majelis Kesehatan PWA Sumbar ini menghadirkan pakar herbal Universitas Andalas, Prof. Netty Suharti, serta perwakilan dinas pangan dan kesehatan provinsi. Gerakan Lumbung Hidup—meliputi bank pangan komunitas dan lumbung produktif—didesain sebagai respons atas kerentanan pasokan pangan nasional.
“Inilah tajdid (pembaruan) abad 21: mengikat ayat Al-Qur’an dengan kedaulatan pangan,” pungkas Samiek mengutip surat As-Sajdah ayat 24 yang membuka pidatonya, menegaskan integrasi nilai spiritual dan solusi ekonomi.






