Rahasia Harga Cabai Rp68 Ribu di Padang: Datang Subuh atau Gigit Jari!

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Pukul empat subuh, Pasar Lubuk Buaya sudah riuh dengan aktivitas bongkar muat. Kendaraan pickup berderet di sepanjang area pasar, membawa muatan sayuran, cabai, kelapa, dan buah-buahan segar dari Bukittinggi, Batusangkar, Padangpanjang, hingga Pariaman. Inilah waktu emas para pembeli cerdas berburu harga “manenggang” (murah).

Pasar yang terletak di utara Kota Padang, tepatnya di perbatasan wilayah ini, memang telah menjadi incaran para pembeli yang ingin berhemat. Setiap hari pasar—Rabu dan Minggu—parkir kendaraan membludak hingga ke pinggir jalan utama.

Perjalanan Gelap Gulita Demi Harga Murah

Amai Ita, salah satu pedagang sayur, menceritakan perjalanannya yang dimulai tengah malam. “Awak baok sayua dari Sangka dari jam duo tadi malam (Saya bawa sayur dari Batusangkar sejak jam dua pagi tadi),” ungkapnya kepada Diskominfo Padang.

Para petani dan distributor memang sengaja berangkat malam hari agar barang dagangan tiba saat subuh. Di sinilah transaksi langsung terjadi—pembeli menghampiri pickup, tawar-menawar, dan kesepakatan harga tercapai tanpa perantara.

Eva, warga Anak Air yang sengaja datang pagi-pagi, mengungkapkan strateginya. “Saya sengaja datang pagi-pagi. Kalau sudah siang, harganya sudah naik.”

Perbedaan Harga Hingga Rp12 Ribu

Pagi Minggu (5/10/2025) itu, cabai darek dijual Rp68 ribu per kilogram. Bandingkan dengan harga di tempat lain yang mencapai Rp75-80 ribu per kilogram—selisih hingga Rp12 ribu! Sayur kangkung dijual Rp4 ribu seikat, sementara kelapa hanya Rp6 ribu per buah.

Harga murah ini hanya berlaku hingga pukul tujuh pagi. Lewat dari jam itu, harga langsung naik karena barang sudah melewati beberapa tangan distributor lainnya.

## Pengusaha Kuliner Jadi Pelanggan Setia

Hendra, pemilik warung makan di Lubuk Minturun, mengaku sengaja datang subuh untuk berbelanja. Baginya, selisih harga yang cukup signifikan sangat berpengaruh terhadap margin keuntungan usaha.

“Selain karena soal harga, kita juga langsung mendapatkan kebutuhan yang baru saja dipetik, semuanya fresh,” ujar Hendra.

Para pengusaha kuliner dan pelaku UMKM di Padang memang menjadikan Pasar Lubuk Buaya sebagai prioritas. Mereka rela bangun subuh demi mendapatkan bahan baku berkualitas dengan harga terjangkau.

Bonus Kuliner Khas Setelah Belanja

Setelah puas berburu harga murah, pengunjung bisa mencicipi sarapan khas di area pasar. Ada Sate Mega yang berkuah putih atau Katupek Pitalah khas “urang darek” (orang pedalaman) yang siap memanjakan lidah.

Pasar Lubuk Buaya memang tidak pernah sepi dari pengunjung. Hampir semua kebutuhan dapur tersedia—dari sayuran, bumbu dapur, hingga buah-buahan segar. Lokasinya yang strategis meski berada di perbatasan membuat pasar ini tetap menjadi magnet bagi warga Padang dan sekitarnya.

Beberapa waktu lalu, Wali Kota Padang Fadly Amran juga sempat mengunjungi Pasar Lubuk Buaya dan bertemu langsung dengan para pedagang, menunjukkan perhatian pemerintah kota terhadap dinamika pasar tradisional.

Jadi, jika ingin mendapatkan harga cabai Rp68 ribu dan berbagai kebutuhan dapur lainnya dengan harga “manenggang”, datanglah saat subuh. Terlambat sedikit, bersiaplah membayar lebih mahal!

Related posts