Rahmat Saleh Desak KPU Bertanggung Jawab atas Tragedi Pilkada Puncak Jaya

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA – Anggota Komisi II DPR RI, Rahmat Saleh, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden kekerasan yang terjadi selama proses Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, yang mengakibatkan 12 korban jiwa.

Rahmat mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengambil tanggung jawab penuh atas tragedi tersebut, sekaligus memastikan bahwa pemilihan kepala daerah di wilayah rawan seperti Puncak Jaya dapat berlangsung secara damai dan tertib.

“KPU harus mampu menjelaskan langkah-langkah preventif apa saja yang telah dilakukan dalam menghadapi potensi konflik di daerah rawan seperti Puncak Jaya,” ujar Rahmat dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/4). “Mengapa kekerasan tetap terjadi hingga menimbulkan korban jiwa dan kerugian material?”

Politisi dari Fraksi PKS asal Sumatera Barat ini juga menyoroti pentingnya koordinasi antara KPU dengan aparat keamanan seperti TNI dan Polri. Menurutnya, sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci untuk menjamin stabilitas saat pemilihan.

“KPU harus mampu memberikan jaminan bahwa Pilkada selanjutnya di Puncak Jaya akan berjalan aman dan tertib,” tambahnya.

Rahmat menyayangkan bahwa proses demokrasi yang seharusnya menjadi ajang adu gagasan dan visi pembangunan justru berujung pada kekerasan. “Pilkada seharusnya menjadi momentum mencari pemimpin terbaik untuk membangun daerah, bukan ajang mempertontonkan kekuatan yang berujung pada kehancuran,” tegasnya.

Ia juga mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari konflik ini, termasuk potensi munculnya dendam antarpendukung yang bisa menghambat program kerja bupati terpilih nantinya. Oleh karena itu, ia menilai insiden ini menjadi bukti pentingnya revisi terhadap paket undang-undang pemilu, termasuk UU Pilkada.

Sebagaimana diketahui, Pilkada Puncak Jaya diikuti oleh dua pasangan calon, yakni Yuni Wonda-Mus Kogoya dan Miren Kogoya-Mendi Wonerengga. Bentrokan antarpendukung terjadi sejak 27 November 2024 hingga 4 April 2025, dengan puncaknya pada 2 April lalu yang menyebabkan 59 orang luka akibat serangan panah.

Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa sepanjang periode tersebut, total 12 orang meninggal dunia dan 658 orang mengalami luka-luka, sebagian besar akibat terkena panah. Sebanyak 423 korban berasal dari kubu Paslon 01, dan sisanya dari Paslon 02.

Kerugian materi juga tercatat cukup besar, dengan 201 bangunan terbakar, terdiri dari 196 rumah warga, satu sekolah, satu kantor distrik, dan satu kantor balai desa.

Related posts