MINANGKABAUNEWS.com, PADANG PANJANG – Duka bencana banjir bandang (galodo) yang melanda Nagari Selaras Air, Agam, pada akhir November lalu, turut menyentuh hati keluarga besar Pesantren KAUMAN Muhammadiyah Padang Panjang. Dua santrinya yang berasal dari daerah terdampak, Franditia Excel dan Yosza Mariana, harus berjuang melawan kecemasan sambil terus mempertahankan semangat menimba ilmu.
Kedua remaja tersebut bukan sekadar santri biasa. Franditia Excel, siswa kelas XII program Internasional Timur Tengah (ITT), telah mengantongi hafalan 5 juz Al-Quran dan bercita-cita melanjutkan studi ke Timur Tengah. Sementara Yosza Mariana, dari kelas XII Sains Tech, bercita-cita melanjutkan pendidikan ke Jerman dan telah menghafal 4 juz Al-Quran. Namun, di balikh cita-cita tinggi itu, ada beban berat. Keluarga mereka, dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, terkena imbas galodo. Orang tua Franditia bekerja serabutan, sementara orang tua Yosza berprofesi sebagai petani. Rumah Yosza bahkan ikut terdampak, memaksa keluarganya mengungsi.
Menyikapi ujian yang menimpa keluarga santri ini, Pesantren KAUMAN melalui Kantor Layanan (KL) Lazismu Pontren Kauman segera bergerak. Pada Rabu (3/12/2025), di lingkungan pesantren, bantuan diserahkan langsung oleh Mudir Pondok, Dr. Derliana, MA. Bantuan tersebut berupa biaya pendidikan untuk dua bulan ke depan (Desember-Januari) serta uang saku sebesar Rp250.000 untuk masing-masing santri.
Momen penyerahan berlangsung penuh keharuan. Yosza Mariana tak mampu menahan air mata saat menerima bantuan, sebuah pelukan hangat dari Dr. Derliana memberikan kekuatan tersendiri. “Mereka sedang menghadapi dua ujian sekaligus, ujian sekolah dan ujian musibah. Semoga Allah memberi kekuatan dan ketabahan bagi mereka,” ujar Dr. Derliana dengan penuh empati. Ia berharap bantuan ini dapat meringankan beban orang tua dan memastikan pendidikan kedua santri tidak terputus.
Franditia, yang mengungkapkan rasa syukur karena rumahnya selamat dari terjangan langsung galodo, menyebutnya sebagai keajaiban. Namun, situasi di kampung halamannya tetap mencemaskan. Bantuan dari pesantren ini bagai oase di tengah kekhawatiran mereka.
Aksi solidaritas ini turut dihadiri oleh para Wakil Mudir, Sekretaris, dan Ketua KL Lazismu Pontren KAUMAN, Insan Adha Hasibuan. Pesantren menegaskan komitmennya untuk terus mendukung santri-santri yang terdampak musibah, sekaligus mengajak seluruh civitas akademika untuk memperkuat jalinan solidaritas dalam menghadapi setiap cobaan. Kisah Franditia dan Yosza menjadi pengingat bahwa di balik tembok pesantren, tumbuh generasi tangguh yang tak hanya berjuang dengan ilmu, tetapi juga dengan ketabahan hati. (humas)






